Cilacap (ANTARA) - Pendapatan nelayan di Pantai Teluk Penyu, Cilacap, Jawa Tengah, merosot akibat gelombang tinggi yang terjadi di perairan selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, kata Ketua Kelompok Nelayan "Pandanarang" Tarmuji.
"Aktivitas nelayan benar-benar lesu akibat gelombang tinggi yang terjadi dalam tiga bulan terakhir. Bahkan sejak kemarin, gelombang cukup tinggi karena mencapai kisaran 4-6 meter," katanya di Cilacap, Rabu.
Oleh karena itu, kata dia, mayoritas nelayan di Pantai Teluk Penyu tidak berani berangkat mencari ikan di laut karena sering terjadi gelombang tinggi.
Kendati demikian, dia mengakui ada beberapa nelayan yang nekat melaut demi memenuhi kebutuhan keluarga.
"Dari sekitar 400 nelayan anggota kelompok 'Pandanarang', yang nekat nelaut sekitar 10 persennya. Kebetulan saat ini sedang muncul udang jerbung yang bisa ditangkap meskipun hasil tangkapannya sangat sedikit, hanya berkisar 2-4 kilogram setiap kali melaut," katanya.
Menurut dia, udang jerbung tersebut dijual dengan harga Rp210.000 per kilogram untuk ukuran besar, sedangkan yang berukuran kecil hanya Rp115.000 per kilogram.
Padahal, kata dia, uang hasil penjualan udang jerbung tersebut harus dikurangi dengan biaya operasional sebelum dibagi dengan nelayan yang berangkat bersama dalam satu perahu.
Baca juga: Ratusan pelajar dan mahasiswa bersihkan Pantai Teluk Penyu Cilacap
Tarmuji mengatakan kondisi tersebut juga berdampak terhadap kelesuan aktivitas Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pandanarang dalam tiga bulan terakhir karena tidak adanya ikan yang dijual oleh nelayan.
"Aktivitas TPI sepi karena tidak ada nelayan yang melaut. Biasanya pada bulan Agustus, ada hasil tangkapan berupa ikan bawal tapi sekarang sepi," katanya.
Terkait dengan upaya nelayan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, dia mengatakan tidak sedikit nelayan yang menggadaikan barang berharga miliknya seperti perhiasan dan sepeda motor.
"Ada juga yang 'gali lubang' atau cari pinjaman demi memenuhi kebutuhan keluarga. Tahun ini memang benar-benar luar biasa, gelombang tinggi terus-menerus terjadi," ujarnya.
Baca juga: Nelayan Teluk Penyu Cilacap panen bawal putih
Sementara itu, Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap pada hari Rabu (21/8) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di laut selatan Jateng-DIY yang berlaku hingga hari Jumat (23/8).
Dalam hal ini, tinggi gelombang di perairan selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Yogyakarta berpeluang mencapai 2,5-4 meter, sedangkan tinggi gelombang di Samudra Hindia selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Yogyakarta berpeluang mencapai 4-6 meter.
Prakirawan Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Feriharti Nugrohowati mengatakan saat ini terdapat pusat tekanan rendah 1.004 hPa di Samudra Pasifik timur Filipina.
Menurut dia, pola angin di wilayah utara ekuator umumnya dari tenggara hingga barat daya dengan kecepatan 4-25 knot, sedangkan di wilayah selatan ekuator umumnya dari timur hingga tenggara dengan kecepatan 4-30 knot.
"Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut," katanya.
"Aktivitas nelayan benar-benar lesu akibat gelombang tinggi yang terjadi dalam tiga bulan terakhir. Bahkan sejak kemarin, gelombang cukup tinggi karena mencapai kisaran 4-6 meter," katanya di Cilacap, Rabu.
Oleh karena itu, kata dia, mayoritas nelayan di Pantai Teluk Penyu tidak berani berangkat mencari ikan di laut karena sering terjadi gelombang tinggi.
Kendati demikian, dia mengakui ada beberapa nelayan yang nekat melaut demi memenuhi kebutuhan keluarga.
"Dari sekitar 400 nelayan anggota kelompok 'Pandanarang', yang nekat nelaut sekitar 10 persennya. Kebetulan saat ini sedang muncul udang jerbung yang bisa ditangkap meskipun hasil tangkapannya sangat sedikit, hanya berkisar 2-4 kilogram setiap kali melaut," katanya.
Menurut dia, udang jerbung tersebut dijual dengan harga Rp210.000 per kilogram untuk ukuran besar, sedangkan yang berukuran kecil hanya Rp115.000 per kilogram.
Padahal, kata dia, uang hasil penjualan udang jerbung tersebut harus dikurangi dengan biaya operasional sebelum dibagi dengan nelayan yang berangkat bersama dalam satu perahu.
Baca juga: Ratusan pelajar dan mahasiswa bersihkan Pantai Teluk Penyu Cilacap
Tarmuji mengatakan kondisi tersebut juga berdampak terhadap kelesuan aktivitas Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pandanarang dalam tiga bulan terakhir karena tidak adanya ikan yang dijual oleh nelayan.
"Aktivitas TPI sepi karena tidak ada nelayan yang melaut. Biasanya pada bulan Agustus, ada hasil tangkapan berupa ikan bawal tapi sekarang sepi," katanya.
Terkait dengan upaya nelayan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, dia mengatakan tidak sedikit nelayan yang menggadaikan barang berharga miliknya seperti perhiasan dan sepeda motor.
"Ada juga yang 'gali lubang' atau cari pinjaman demi memenuhi kebutuhan keluarga. Tahun ini memang benar-benar luar biasa, gelombang tinggi terus-menerus terjadi," ujarnya.
Baca juga: Nelayan Teluk Penyu Cilacap panen bawal putih
Sementara itu, Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap pada hari Rabu (21/8) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di laut selatan Jateng-DIY yang berlaku hingga hari Jumat (23/8).
Dalam hal ini, tinggi gelombang di perairan selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Yogyakarta berpeluang mencapai 2,5-4 meter, sedangkan tinggi gelombang di Samudra Hindia selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Yogyakarta berpeluang mencapai 4-6 meter.
Prakirawan Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Feriharti Nugrohowati mengatakan saat ini terdapat pusat tekanan rendah 1.004 hPa di Samudra Pasifik timur Filipina.
Menurut dia, pola angin di wilayah utara ekuator umumnya dari tenggara hingga barat daya dengan kecepatan 4-25 knot, sedangkan di wilayah selatan ekuator umumnya dari timur hingga tenggara dengan kecepatan 4-30 knot.
"Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut," katanya.