Purwokerto (ANTARA) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto Agus Chusaini mengharapkan harga berbagai jenis cabai dapat segera turun seiring dengan datangnya masa panen komoditas hortikultura tersebut sehingga inflasi bisa terkendali.

"Kenaikan harga cabai memang cukup tinggi karena mencapai kisaran Rp60.000-Rp80.000 per kilogram untuk masyarakat. Tapi Insya Allah pada bulan Agustus ini mulai ada panen di sentra-sentra penghasil cabai, semoga harganya bisa turun," katanya usai menggelar konferensi pers di Ruang Sadewa, KPw BI Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin siang.

Ia mengharapkan dengan adanya panen cabai, harga komoditas hortikultura tersebut dapat lebih terkendali lagi meskipun belum bisa kembali seperti semula.

Baca juga: Harga cabai rawit merah di Purwokerto tembus Rp87.000/kg

Bahkan, kata dia, penurunan harga cabai yang disebabkan adanya panen komoditas tersebut diharapkan bisa mengakibatkan deflasi.

Kendati harga cabai belum bisa kembali seperti semula, lanjut dia, paling tidak sudah ada penurunan sehingga tidak memberatkan masyarakat.

"Perkiraan kami pada bulan Agustus ini sudah mulai ada panen cabai, mungkin harganya belum bisa kembali seperti semula karena baru mulai panen," tegasnya.

Ia memperkirakan panen raya cabai akan berlangsung sekitar bulan September hingga Oktober sehingga harganya dapat segera terkendali.

Agus mengakui sebagian besar sentra penghasil cabai merupakan daerah tadah hujan sehingga ketika terjadi kekeringan akibat musim kemarau, petani tidak bisa menanam komoditas hortikultura tersebut.

Disinggung mengenai klaster cabai yang dikembangkan KPw BI Purwokerto di Banyumas, dia mengatakan tanamannya saat ini produktivitasnya sudah mengalami penurunan karena telah beberapa kali dipanen.

"Klasternya tetap jalan, namun produksinya sudah menurun karena setiap minggu dipanen sehingga panennya tidak banyak. Di samping itu lahannya juga tidak luas," katanya.

Baca juga: BI prediksi kenaikan harga cabai picu inflasi di Purwokerto

Ia mengharapkan klaster cabai tersebut dapat direplikasi di daerah lain termasuk meminta kelompok tani binaan KPw BI yang menangani klaster cabai di Kecamatan Sumbang dapat mencari lahan yang cocok untuk budi daya komoditas hortikultura itu.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga akan melakukan kajian terkait dengan upaya untuk mendukung produksi cabai, salah satunya kemungkinan adanya pembangunan embung di sekitar sentra penghasil cabai. 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024