Magelang (ANTARA) - Satu dari 596 calon taruna Akademi TNI dan 264 calon bhayangkara taruna Akpol yang mengikuti Pembukaan Pendidikan Dasar Integrasi Kemitraan Akademi TNI dan Akpol di Akmil Magelang, Selasa, merupakan WNI keturunan Prancis, Enzo Zenz Allie.
Enzo merupakan anak dari Jean Paul Francois asal Prancis dan Siti Hajah Tilaria asal Sumetera Utara.
Menanggapi masuknya WNI keturunan Prancis masuk Akademi Militer tersebut Komandan Jenderal Akademi TNI Laksdya TNI Aan Kurnia menyampaikan itu merupakan hal yang positif dan bagus.
"Bapaknya orang Prancis, ibunya orang Sumatera Utara, kemudian sejak bapaknya meninggal dia dibawa ibunya ke Indonesia dimasukkan pesantren. Ngajinya mungkin saya kalah dengan dia," katanya.
Ia menuturkan jadi ngajinya hebat, agamanya bagus, dan dia bisa menguasai empat bahasa, antara lain bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman.
"Jelas sudah warga negara Indonesia, kalau tidak WNI tidak boleh masuk Akademi TNI. Dia WNI walaupun wajahnya bule," katanya.
Baca juga: Cedera saat latihan, seorang taruna Akmil tidak diwisuda
Menyinggung kemampuan yang dimiliki Enzo, Aan Kurnia mengatakan yang jelas Akademi TNI mempunyai standar.
"Kalau standarnya tidak memenuhi jelas tidak masuk, jangankan dia, anak pejabat/jenderal saja banyak yang ingin masuk Akpol/Akademi TNI yang tidak memenuhi syarat ya tidak masuk, tetapi banyak juga anak petani, tukang bengkel, guru, banyak yang dari menengah ke bawah masuk karena memang bagus," katanya.
Menurut dia, Enzo bukan WNI keturunan yang pertama masuk Akademi TNI, dulu juga ada di Angkatan Laut WNI keturunan Belanda, tetapi sekarang sudah pensiun.
Dalam amanatnya Danjen Akademi TNI, menyampaikan Tahun 2019 adalah Tahun kelima pendidikan dasar Integrasi kemitraan Akademi TNI dan Akpol di selenggarakan dalam satu wadah yang sama, guna terwujudnya sinergitas TNI dan Polri serta semangat integrasi pengabdian pada profesi masing-masing.
Pendidikan dasar Integrasi kemitraan Akademi TNI dan Akpol Tahun 2019 akan dilaksanakan selama tiga bulan.
Baca juga: Kirab Budaya Ndalu 2019 semarak, diawali taruna Akmil
Enzo merupakan anak dari Jean Paul Francois asal Prancis dan Siti Hajah Tilaria asal Sumetera Utara.
Menanggapi masuknya WNI keturunan Prancis masuk Akademi Militer tersebut Komandan Jenderal Akademi TNI Laksdya TNI Aan Kurnia menyampaikan itu merupakan hal yang positif dan bagus.
"Bapaknya orang Prancis, ibunya orang Sumatera Utara, kemudian sejak bapaknya meninggal dia dibawa ibunya ke Indonesia dimasukkan pesantren. Ngajinya mungkin saya kalah dengan dia," katanya.
Ia menuturkan jadi ngajinya hebat, agamanya bagus, dan dia bisa menguasai empat bahasa, antara lain bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman.
"Jelas sudah warga negara Indonesia, kalau tidak WNI tidak boleh masuk Akademi TNI. Dia WNI walaupun wajahnya bule," katanya.
Baca juga: Cedera saat latihan, seorang taruna Akmil tidak diwisuda
Menyinggung kemampuan yang dimiliki Enzo, Aan Kurnia mengatakan yang jelas Akademi TNI mempunyai standar.
"Kalau standarnya tidak memenuhi jelas tidak masuk, jangankan dia, anak pejabat/jenderal saja banyak yang ingin masuk Akpol/Akademi TNI yang tidak memenuhi syarat ya tidak masuk, tetapi banyak juga anak petani, tukang bengkel, guru, banyak yang dari menengah ke bawah masuk karena memang bagus," katanya.
Menurut dia, Enzo bukan WNI keturunan yang pertama masuk Akademi TNI, dulu juga ada di Angkatan Laut WNI keturunan Belanda, tetapi sekarang sudah pensiun.
Dalam amanatnya Danjen Akademi TNI, menyampaikan Tahun 2019 adalah Tahun kelima pendidikan dasar Integrasi kemitraan Akademi TNI dan Akpol di selenggarakan dalam satu wadah yang sama, guna terwujudnya sinergitas TNI dan Polri serta semangat integrasi pengabdian pada profesi masing-masing.
Pendidikan dasar Integrasi kemitraan Akademi TNI dan Akpol Tahun 2019 akan dilaksanakan selama tiga bulan.
Baca juga: Kirab Budaya Ndalu 2019 semarak, diawali taruna Akmil