Jakarta (ANTARA) - Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra, Andre Rosiade, menegaskan bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan bertemu dengan Presiden terpilih Joko Widodo pada Juli 2019.
"Prabowo akan bertemu dengan Jokowi insya Allah bulan Juli ini, dalam pertemuan itu kita berharap seluruh polarisasi itu bisa turun, tensi bisa turun antara pendukung," kata Andre di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan kedua tokoh tersebut merupakan sosok negarawan dan harus menunjukkan kepada seluruh masyarakat bahwa setelah kompetisi Pemilu Presiden (Pilpres) 2019, sudah saatnya bergandengan tangan bersatu kembali membangun bangsa.
Baca juga: Rekonsiliasi janganlah "dimaknai" bagi-bagi kursi menteri
Menurut dia, silaturahmi itu bukan diartikan sebagai "politik dagang sapi" namun bertujuan bergandengan tangan merajut kebersamaan sebagai anak bangsa.
"Jadi jadwal pertemuan akan diatur langsung Prabowo dan Jokowi, kapan mereka bisa bertemu," ujarnya.
Andre mengatakan silaturahmi kedua tokoh itu diharapkan bisa menurunkan tensi dan polarisasi pendukung.
Menurut dia, Prabowo akan berbicara bahwa masih ada ratusan pendukungnya yang masih bermasalah secara hukum dan ditahan pihak Kepolisian.
Andre menjelaskan, Prabowo didatangi istri yang suaminya ditahan, suami yang istrinya ditahan, anak yang bapaknya ditahan, meminta Prabowo untuk melepaskan keluarga mereka.
"Ini tanggung jawab yang akan dilakukan Prabowo. Jadi pak Prabowo akan berjuang untuk membantu semaksimal mungkin para pendukungnya yang sedang ada bermasalah itu," katanya.
Dia meminta kepada seluruh relawan dan pendukung tidak perlu berprasangka negatif karena pertemuan itu benar-benar untuk kepentingan bangsa dan negara, serta menyelamatkan ratusan pendukung.
Baca juga: Jokowi-Prabowo bergandengan tangan diabadikan di lukisan "pyrography"
"Prabowo akan bertemu dengan Jokowi insya Allah bulan Juli ini, dalam pertemuan itu kita berharap seluruh polarisasi itu bisa turun, tensi bisa turun antara pendukung," kata Andre di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan kedua tokoh tersebut merupakan sosok negarawan dan harus menunjukkan kepada seluruh masyarakat bahwa setelah kompetisi Pemilu Presiden (Pilpres) 2019, sudah saatnya bergandengan tangan bersatu kembali membangun bangsa.
Baca juga: Rekonsiliasi janganlah "dimaknai" bagi-bagi kursi menteri
Menurut dia, silaturahmi itu bukan diartikan sebagai "politik dagang sapi" namun bertujuan bergandengan tangan merajut kebersamaan sebagai anak bangsa.
"Jadi jadwal pertemuan akan diatur langsung Prabowo dan Jokowi, kapan mereka bisa bertemu," ujarnya.
Andre mengatakan silaturahmi kedua tokoh itu diharapkan bisa menurunkan tensi dan polarisasi pendukung.
Menurut dia, Prabowo akan berbicara bahwa masih ada ratusan pendukungnya yang masih bermasalah secara hukum dan ditahan pihak Kepolisian.
Andre menjelaskan, Prabowo didatangi istri yang suaminya ditahan, suami yang istrinya ditahan, anak yang bapaknya ditahan, meminta Prabowo untuk melepaskan keluarga mereka.
"Ini tanggung jawab yang akan dilakukan Prabowo. Jadi pak Prabowo akan berjuang untuk membantu semaksimal mungkin para pendukungnya yang sedang ada bermasalah itu," katanya.
Dia meminta kepada seluruh relawan dan pendukung tidak perlu berprasangka negatif karena pertemuan itu benar-benar untuk kepentingan bangsa dan negara, serta menyelamatkan ratusan pendukung.
Baca juga: Jokowi-Prabowo bergandengan tangan diabadikan di lukisan "pyrography"