Solo (ANTARA) - Renovasi Stadion Manahan Solo yang dilaksanakan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) realisasinya sudah mencapai sekitar 70 persen dan diperkirakan tuntas pada Oktober mendatang.
"Renovasi Stadion Manahan Solo oleh Kementerian PUPR sudah mencapai sekitar 70 persen dan diperkirakan selesai pada Oktober mendatang," kata Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Surakarta Joni Hari Sumantri usai pembukaan Kejuaraan Catur Asian Juniors and Girls Usia 20 tahun Chess Championship 2019 di Hotel Lorin Surakarta, Jawa Tengah, Senin.
Menjurut Joni, Stadion Manahan Solo direnovasi dengan fasilitas internasional sama dengan Stadion Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta. Hanya saja, kapasitas penontonnya yang berbeda, di Manahan Solo hanya 20.000 penonton dengan bangku tunggal, sedangkan di GBK mencapai 70 ribu penonton.
Stadion Manahan, kata Joni, merupakan kembaran lebih kecil GBK Jakarta dan semua fasilitas sama dengan standar FIFA, sehingga Manahan sudah mengadopsi sesuai aturan FIFA, dan yang berbeda kapasitas penontonnya.
Baca juga: PSSI akan tentukan delapan stadion Piala Dunia U-20 2021, Jatidiri dan Manahan masuk pilihan
Joni mengatakan pembangunan Stadion Mahanan Solo menggunakan anggaran APBN melalui Kementerian PUPR senilai sekitar Rp317 milir. Pemkot Surakarta hanya menerima barang saja, semua yang melaksanakan kementerian.
"Pengerjaan stadion sekitar 70 persen itu, antara lain lapangan (rumput), tempat duduk, dan ruangan-ruangan sudah selesai. Dan, pengerjaan yang membutuhkan waktu agak panjang adalah rangkaian atap stadion. Pekerjaan ini, harus spesifik dan rangkaiannya butuh ketelitian, cermat serta pas, sehingga butuh waktu agak lama," katanya.
Menyinggung fasilitas stadion sama dengan GBK seperti tempat main waktu istirahat pemain, ruang sauna, kolam untuk berendam dengan baik air dingin maupun hangat juga ada. Intinya fasilitas standar yang ditetapkan oleh FIFA telah dipenuhi.
Bahkan, ruang untuk konferensi pers yang baru juga terasa lebih nyaman atau tidak seperti sebelumnya sering terganggu suara penonton yang sedang keluar stadion.
"Lampu penerangan stadion juga lebih besar kemampuannya minimal kekuatannya mencapai sekitar 1.500 watt hingga 2.000 watt," katanya.
Selain itu, Stadion Manahan tersebut memerlukan perawatan yang spesifik atau SDM harus betul-betul bisa dalam perawatan selanjutnya.
Kota Surakarta juga sedang membangun GOR indoor standar internasional tipe B di kawasan Manahan melalui APBD. GOR Manahan tipe B ini, hanya boleh digunakan enam cabang olahraga, yakni tenis, Futsal, bola Voli, badminton, basket, dan pencak silat.
" Pembanguan GOR Manahan indoor diperkirakan bakal selesai pada 2020," katanya.
Baca juga: Revitalisasi Stadion Manahan Solo capai 35 persen
Baca juga: Stadion Manahan rencana direnovasi seperti GBK mini
"Renovasi Stadion Manahan Solo oleh Kementerian PUPR sudah mencapai sekitar 70 persen dan diperkirakan selesai pada Oktober mendatang," kata Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Surakarta Joni Hari Sumantri usai pembukaan Kejuaraan Catur Asian Juniors and Girls Usia 20 tahun Chess Championship 2019 di Hotel Lorin Surakarta, Jawa Tengah, Senin.
Menjurut Joni, Stadion Manahan Solo direnovasi dengan fasilitas internasional sama dengan Stadion Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta. Hanya saja, kapasitas penontonnya yang berbeda, di Manahan Solo hanya 20.000 penonton dengan bangku tunggal, sedangkan di GBK mencapai 70 ribu penonton.
Stadion Manahan, kata Joni, merupakan kembaran lebih kecil GBK Jakarta dan semua fasilitas sama dengan standar FIFA, sehingga Manahan sudah mengadopsi sesuai aturan FIFA, dan yang berbeda kapasitas penontonnya.
Baca juga: PSSI akan tentukan delapan stadion Piala Dunia U-20 2021, Jatidiri dan Manahan masuk pilihan
Joni mengatakan pembangunan Stadion Mahanan Solo menggunakan anggaran APBN melalui Kementerian PUPR senilai sekitar Rp317 milir. Pemkot Surakarta hanya menerima barang saja, semua yang melaksanakan kementerian.
"Pengerjaan stadion sekitar 70 persen itu, antara lain lapangan (rumput), tempat duduk, dan ruangan-ruangan sudah selesai. Dan, pengerjaan yang membutuhkan waktu agak panjang adalah rangkaian atap stadion. Pekerjaan ini, harus spesifik dan rangkaiannya butuh ketelitian, cermat serta pas, sehingga butuh waktu agak lama," katanya.
Menyinggung fasilitas stadion sama dengan GBK seperti tempat main waktu istirahat pemain, ruang sauna, kolam untuk berendam dengan baik air dingin maupun hangat juga ada. Intinya fasilitas standar yang ditetapkan oleh FIFA telah dipenuhi.
Bahkan, ruang untuk konferensi pers yang baru juga terasa lebih nyaman atau tidak seperti sebelumnya sering terganggu suara penonton yang sedang keluar stadion.
"Lampu penerangan stadion juga lebih besar kemampuannya minimal kekuatannya mencapai sekitar 1.500 watt hingga 2.000 watt," katanya.
Selain itu, Stadion Manahan tersebut memerlukan perawatan yang spesifik atau SDM harus betul-betul bisa dalam perawatan selanjutnya.
Kota Surakarta juga sedang membangun GOR indoor standar internasional tipe B di kawasan Manahan melalui APBD. GOR Manahan tipe B ini, hanya boleh digunakan enam cabang olahraga, yakni tenis, Futsal, bola Voli, badminton, basket, dan pencak silat.
" Pembanguan GOR Manahan indoor diperkirakan bakal selesai pada 2020," katanya.
Baca juga: Revitalisasi Stadion Manahan Solo capai 35 persen
Baca juga: Stadion Manahan rencana direnovasi seperti GBK mini