Banjarnegara (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara terus memantau wilayah-wilayah yang berpotensi kekeringan menyusul mulai rendahnya curah hujan di wilayah setempat.

"Meskipun belum ada laporan adanya desa yang mengalami krisis air bersih, namun kami terus memantau wilayah-wilayah yang berpotensi kekeringan," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara Arief Rahman di Banjarnegara, Kamis.

Dia mengatakan, berdasarkan data BMKG tahun 2018 lalu diketahui bahwa sebagian kecil wilayah di Kecamatan Banjarnegara dan Sigaluh memiliki tingkat kekeringan yang kering.

Kecamatan Karang Kobar, Banjarmangu, Wanadadi, dan Madukara, sebagian besar Kecamatan Banjarnegara, Wanayasa, Mandiraja, Bawang, dan lain sebagainya memiliki tingkat kekeringan agak kering. Sementara Kecamatan Rakit, Purworejo Klampok, dan lain sebagainya memiliki tingkat kekeringan yang normal.

"Untuk itu kami memantau wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan berdasarkan data tahun sebelumnya," katanya.

Baca juga: BPBD Banjarnegara: Belum ada desa kekeringan

Sementara itu, dia mengatakan hingga saat ini belum ada desa di wilayah setempat yang mengalami kekeringan. Kendati demikian, pihaknya telah menyiagakan sejumlah personel termasuk juga tiga unit mobil tangki air yang siap mendistribusikan air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan.

"Kami menyiagakan personel dan mobil tangki air. Sehingga apabila nantinya ada laporan dari masyarakat terkait krisis air bersih maka tim kami akan segera meluncur," katanya.

Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhie mengatakan bahwa Banjarnegara dan kabupaten lain di sekitarnya akan memasuki puncak musim kemarau pada bulan Agustus 2019.

"Banjarnegara termasuk dalam kabupaten yang mulai memasuki awal musim kemarau pada bulan Juni, sehingga masyarakat di wilayah setempat diimbau untuk bijak menggunakan air guna mencegah kekeringan," katanya.


Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024