Purbalingga (ANTARA) - Petani di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, siap menuju era pertanian modern dengan memanfaatkan alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam bercocok tanam khususnya tanaman padi, kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga Lily Purwati.
"Bantuan alsintan dari pemerintah pusat itu banyak sekali, antara lain traktor, combine harvester, dan sebagainya sehingga dengan adanya pelatihan ini tentunya akan menambah animo petani maupun operator untuk memanfaatkan alsintan tersebut. Dengan demikian secara bertahap akan beralih dari pertanian tradisional menjadi pertanian modern," katanya di Purbalingga, Senin.
Lily mengatakan hal itu di sela kegiatan pelatihan bimbingan teknis bagi operator alsintan yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, Jawa Timur, di Aula Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya menyampaikan terima kasih kepada BBPP Batu yang menyelenggarakan kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis penggunaan alsintan tersebut di Purbalingga.
Dengan demikian, lanjut dia, bantuan alsintan dari pemerintah pusat tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian.
Ia mengakui permasalahan yang dihadapi sektor pertanian saat sekarang adalah makin sulitnya tenaga kerja pertanian karena generasi muda enggan bekerja di sektor tersebut.
"Anak-anak muda untuk bekerja di sektor pertanian itu kan juga ada keengganan karena masih merasa bahwa menjadi petani itu kotor, belepotan. Tentunya ini (penggunaan alsintan, red.) merupakan salah satu upaya bagaimana anak muda tertarik terhadap sektor pertanian melalui mekanisasi pertanian," tegasnya.
Lebih lanjut, Lily mengatakan penggunaan alsintan secara maksimal khususnya dalam sektor pertanian padi dapat menekan biaya produksi dan mempercepat waktu pengolahan tanah maupun panen.
Menurut dia, pihaknya pernah mencoba mengoperasikan tiga unit traktor roda empat secara bersama-sama, dalam waktu empat jam bisa mengolah lahan seluas 5 hektare dan siap untuk ditanami.
"Kemudian penggunaan transplanter atau alat tanam juga sangat efektif karena jika menggunakan tenaga kerja wanita mungkin untuk 1 hektare membutuhkan 20 orang dan diselesaikan dalam dua jam. Kalau menggunakan transplanter cukup satu orang dan waktu tanamnya lebih cepat, demikian pula penggunaan 'combine harvester' saat panen juga akan mempercepat waktu untuk memanen," katanya.
Terkait dengan bahan bakar minyak (BBM) untuk mengoperasikan alsintan, dia mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Purbalingga agar petani bisa membeli BBM bersubsidi di stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) untuk pengoperasian alsintan.
Dalam hal ini, kata dia, petani bisa meminta surat pengantar melalui Balai Penyuluhan Pertanian di wilayah masing-masing agar bisa membeli BBM bersubsidi sesuai dengan kebutuhan pengoperasian alsintan.
Sementara itu, Kepala BBPP Batu Wasis Sarjono mengatakan pihaknya mendapat tugas sebagai penanggung jawab optimalisasi penggunaan alsintan bantuan pemerintah pusat untuk Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, Brebes, dan Batang.
"Bimbingan teknis alsintan ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi para operator, baik traktor roda dua, traktor roda empat, maupun 'combine harvester'," katanya didampingi Kepala Bagian Umum BBPP Batu M. Abdul Aziz.
Ia mengatakan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, saat sekarang merupakan era modernisasi pertanian yang ditandai dengan banyaknya bantuan berupa alsintan yang telah digelontorkan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian sejak tahun 2015.
Oleh karena itu, kata dia, BBPP Batu memiliki peran untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berdaya saing, mandiri, dan unggul.
Salah seorang operator dari Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA) Tani Langgeng, Desa Senon, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, Pujo Satrino mengaku senang karena bisa mengikuti kegiatan pelatihan dan bimtek penggunaan alsintan.
"Kami memang sangat menunggu pelatihan ini karena dapat menunjang kemajuan penggarapan lahan dengan menggunakan alat pertanian yang makin modern," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan jika hingga saat ini, UPJA Tani Langgeng belum memiliki alsintan sendiri sehingga dalam pengolahan lahan maupun saat panen padi, pihaknya menyewa dari UPJA Karangduren, Sokaraja, Kabupaten Banyumas.
Ia mengharapkan pemerintah menggelontorkan bantuan alsintan untuk UPJA Tani Langgeng karena berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga, pihaknya akan mendapatkan bantuan tersebut meskipun belum diketahui secara pasti waktu penyalurannya.
"Apalagi petani di desa kami sangat mendukung penggunaan alsintan karena galian yang dihasilkan traktor roda empat bisa lebih dalam," katanya.
"Bantuan alsintan dari pemerintah pusat itu banyak sekali, antara lain traktor, combine harvester, dan sebagainya sehingga dengan adanya pelatihan ini tentunya akan menambah animo petani maupun operator untuk memanfaatkan alsintan tersebut. Dengan demikian secara bertahap akan beralih dari pertanian tradisional menjadi pertanian modern," katanya di Purbalingga, Senin.
Lily mengatakan hal itu di sela kegiatan pelatihan bimbingan teknis bagi operator alsintan yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, Jawa Timur, di Aula Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya menyampaikan terima kasih kepada BBPP Batu yang menyelenggarakan kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis penggunaan alsintan tersebut di Purbalingga.
Dengan demikian, lanjut dia, bantuan alsintan dari pemerintah pusat tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian.
Ia mengakui permasalahan yang dihadapi sektor pertanian saat sekarang adalah makin sulitnya tenaga kerja pertanian karena generasi muda enggan bekerja di sektor tersebut.
"Anak-anak muda untuk bekerja di sektor pertanian itu kan juga ada keengganan karena masih merasa bahwa menjadi petani itu kotor, belepotan. Tentunya ini (penggunaan alsintan, red.) merupakan salah satu upaya bagaimana anak muda tertarik terhadap sektor pertanian melalui mekanisasi pertanian," tegasnya.
Lebih lanjut, Lily mengatakan penggunaan alsintan secara maksimal khususnya dalam sektor pertanian padi dapat menekan biaya produksi dan mempercepat waktu pengolahan tanah maupun panen.
Menurut dia, pihaknya pernah mencoba mengoperasikan tiga unit traktor roda empat secara bersama-sama, dalam waktu empat jam bisa mengolah lahan seluas 5 hektare dan siap untuk ditanami.
"Kemudian penggunaan transplanter atau alat tanam juga sangat efektif karena jika menggunakan tenaga kerja wanita mungkin untuk 1 hektare membutuhkan 20 orang dan diselesaikan dalam dua jam. Kalau menggunakan transplanter cukup satu orang dan waktu tanamnya lebih cepat, demikian pula penggunaan 'combine harvester' saat panen juga akan mempercepat waktu untuk memanen," katanya.
Terkait dengan bahan bakar minyak (BBM) untuk mengoperasikan alsintan, dia mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Purbalingga agar petani bisa membeli BBM bersubsidi di stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) untuk pengoperasian alsintan.
Dalam hal ini, kata dia, petani bisa meminta surat pengantar melalui Balai Penyuluhan Pertanian di wilayah masing-masing agar bisa membeli BBM bersubsidi sesuai dengan kebutuhan pengoperasian alsintan.
Sementara itu, Kepala BBPP Batu Wasis Sarjono mengatakan pihaknya mendapat tugas sebagai penanggung jawab optimalisasi penggunaan alsintan bantuan pemerintah pusat untuk Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, Brebes, dan Batang.
"Bimbingan teknis alsintan ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi para operator, baik traktor roda dua, traktor roda empat, maupun 'combine harvester'," katanya didampingi Kepala Bagian Umum BBPP Batu M. Abdul Aziz.
Ia mengatakan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, saat sekarang merupakan era modernisasi pertanian yang ditandai dengan banyaknya bantuan berupa alsintan yang telah digelontorkan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian sejak tahun 2015.
Oleh karena itu, kata dia, BBPP Batu memiliki peran untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berdaya saing, mandiri, dan unggul.
Salah seorang operator dari Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA) Tani Langgeng, Desa Senon, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, Pujo Satrino mengaku senang karena bisa mengikuti kegiatan pelatihan dan bimtek penggunaan alsintan.
"Kami memang sangat menunggu pelatihan ini karena dapat menunjang kemajuan penggarapan lahan dengan menggunakan alat pertanian yang makin modern," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan jika hingga saat ini, UPJA Tani Langgeng belum memiliki alsintan sendiri sehingga dalam pengolahan lahan maupun saat panen padi, pihaknya menyewa dari UPJA Karangduren, Sokaraja, Kabupaten Banyumas.
Ia mengharapkan pemerintah menggelontorkan bantuan alsintan untuk UPJA Tani Langgeng karena berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga, pihaknya akan mendapatkan bantuan tersebut meskipun belum diketahui secara pasti waktu penyalurannya.
"Apalagi petani di desa kami sangat mendukung penggunaan alsintan karena galian yang dihasilkan traktor roda empat bisa lebih dalam," katanya.