Semarang (ANTARA) - Partai Nasdem menilai keberhasilannya mencuri satu kursi DPR RI di Daerah Pemilihan Jawa Tengah V tidak terlepas dari kelihaian para calon legislator yang diusung dalam merangkul para tokoh berpengaruh di wilayah itu.
"Hasil ini tidak lepas dari kepandaian caleg dalam merangkul para tokoh berpengaruh," kata Ketua Komisi Saksi Partai Nasdem I Gusti Putu Artha ketika dihubungi di Semarang, Sabtu.
Perkiraan satu kursi DPR RI untuk Nasdem di daerah pemilihan yang meliputi Kota Solo, Kabupaten Boyolali, Klaten, dan Sukoharjo tersebut didasarkan atas data hitung cepat yang dilakukan Charta Politika.
Charta Politika mencatat perolehan suara Nasdem di Jawa Tengah V berada pada peringkat ketiga di bawah PDIP dan Partai Golkar.
Pada Pemilu 2014, Nasdem tidak memperoleh kursi di daerah pemilihan itu.
Kepandaian para caleg dalam meraih suara, kata dia, juga didukung oleh latar belakang para kandidat yang memiliki rekam jejak bersih dari korupsi.
"Tidak ada calon yang terindikasi korupsi. Manajemen partai juga dikelola dengan sangat profesional," katanya.
Pengamat politik Universitas Gajah Mada Yogyakarta Arie Sudjito menilai keberadaan Joko Widodo sebagai calon presiden juga berpengaruh terhadap peningkatan suara partai pengusungnya.
"Simbol Jokowi laku keras di Jawa Tengah," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, hal tersebut juga dimanfaatkan oleh partai pengusung, seperti Golkar dan Nasdem.
"Hasil ini tidak lepas dari kepandaian caleg dalam merangkul para tokoh berpengaruh," kata Ketua Komisi Saksi Partai Nasdem I Gusti Putu Artha ketika dihubungi di Semarang, Sabtu.
Perkiraan satu kursi DPR RI untuk Nasdem di daerah pemilihan yang meliputi Kota Solo, Kabupaten Boyolali, Klaten, dan Sukoharjo tersebut didasarkan atas data hitung cepat yang dilakukan Charta Politika.
Charta Politika mencatat perolehan suara Nasdem di Jawa Tengah V berada pada peringkat ketiga di bawah PDIP dan Partai Golkar.
Pada Pemilu 2014, Nasdem tidak memperoleh kursi di daerah pemilihan itu.
Kepandaian para caleg dalam meraih suara, kata dia, juga didukung oleh latar belakang para kandidat yang memiliki rekam jejak bersih dari korupsi.
"Tidak ada calon yang terindikasi korupsi. Manajemen partai juga dikelola dengan sangat profesional," katanya.
Pengamat politik Universitas Gajah Mada Yogyakarta Arie Sudjito menilai keberadaan Joko Widodo sebagai calon presiden juga berpengaruh terhadap peningkatan suara partai pengusungnya.
"Simbol Jokowi laku keras di Jawa Tengah," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, hal tersebut juga dimanfaatkan oleh partai pengusung, seperti Golkar dan Nasdem.