Pati (ANTARA) - Ali Badrudin (53) tidak menyangka dirinya menerima insentif dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah setelah menjadi guru mengaji selama 23 tahun di Kabupaten Pati.

"Kami tidak menyangka, pemerintah memberi perhatian pada kami. Kami ini siapa sih, cuma guru ngaji. Senang, tapi rasanya gimana gitu, saya terharu," kata Badrudin usai menerima insentif dalam bentuk tabungan yang diserahkan langsung oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo keoada para penerima insentif di GOR Kabupaten Pati, Rabu (27/3).

Sebagai lulusan Pondok Pesantren Sendang Senori, Tuban, Jawa Timur, Badrudin dianggap mumpuni dalam penguasaan ilmu agama oleh tetangga-tetangganya sehingga diminta untuk mengajar mengaji sejak 1996.
Pria asal Gabus, Kabupaten Pati, ini tidak pernah sekalipun membayangkan bakal menerima insentif dari Pemprov Jateng, meskipun telah tercantum dalam daftar guru mengaji di Kementerian Agama.

Ia mengaku mendapat kabar akan menerima insentif sehari sebelum acara dan mulanya dirinya tidak menghiraukan undangan tersebut, sampai akhirnya salah seorang kawannya menyambangi dan mengajak berangkat ke lokasi penyerahan.

"Ini memang apresiasi dari pemerintah agar ustad bisa profesional membimbing santri. Baru kali ini (penyerahan insentif kepada guru mengaji, red) setelah Pak Ganjar berpasangan dengan Gus Yasin," ujarnya.
Badrudin bersama 5.000 guru "ngaji" di Kabupaten Pati menerima insentif sebesar Rp1,2 juta selama satu tahun yang dibagikan per triwulan.

Menurut dia, jika dihitung uang sebesar itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan kesehariannya, namun dirinya sama sekali tidak mempermasalahkannya.

"Bukan persoalan cukup atau tidak cukup, secara matematis tidak cukup, tapi kok masih mau memikirkan ustaz-ustazah, yang selama ini teman-teman memang diniati lillahi ta'ala. Kami tidak pernah menjadikan uang sebagai tujuan tapi berjuang, semuanya tetap Alhamdulillah," katanya.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mengalokasikan anggaran untuk insentif untuk guru Madrasah Diniyah (Madin), TPQ, guru "ngaji", dan pengasuh pondok pesantren.

Insentif akan diberikan melalui dana hibah dengan total sekitar Rp205 miliar dan hingga saat ini tercatat sudah ada 171.131 orang yang terdaftar akan menerima insentif tersebut.

Gubernur Ganjar mengatakan bahwa pemberian insentif ini sebagai bentuk dukungan Pemprov Jateng terhadap guru madrasah agar semakin bermutu dan profesional dalam mendidik generasi muda.

"Dulu ketika sama Gus Yasin punya niat, jika kelak terpilih memimpin Jawa Tengah, ayo bantu guru-guru 'ngaji' karena perjuangan guru-guru madrasah dalam mendidik anak-anak kita sangat luar biasa. Ini penghormatan kami kepada 'panjenengan', semoga barokah," ujarnya.

Ganjar menyebut pemberian insentif ini merupakan janji politiknya saat berkampanye bersama Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen pada Pilgub 2018.

Saat itu Ganjar bertekad membantu guru mengaji yang hanya berpenghasilan Rp100 ribu per bulan dan saat ini kali pertama pemerintah provinsi memberikan insentif pada guru mengaji seluruh Jateng.

"Sudah menitipkan anak-anak sehingga tahu agama, bisa ngaji, mengerti tentang berislam dengan baik dan bisa menyampaikan Islam rahmatan lil'alamin betul-betul bisa diwujudkan. Kami hanya menyampaikan terima kasih, kami tidak bisa memberikan banyak, tapi itu rasa cinta kami pada mereka yang kita wujudkan dengan pemberian, yang kami malu sebenarnya karena terlalu sedikit. Tapi dengan itu Insya Allah ini jadi ikhtiar kita untuk memperhatikan mereka," katanya.(LHP)

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Wisnu Adhi Nugroho
Copyright © ANTARA 2024