Magelang (Antaranews Jateng) - Pengrusakan nisan berbentuk salib di Tempat Pemakaman Umum Giriloyo Karet Kota Magelang, Jawa Tengah, perlu diselesaikan secara kompromi antarpihak agar kasus tersebut tidak melebar.
Wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Magelang Ismudiyono, Rabu, menyatakan kasus tersebut perlu diselesaikan secara kekeluargaan dengan melibatkan tokoh-tokoh agama.
Ia menuturkan pihaknya belum tahu persis posisi makam yang dirusak nisannya tersebut karena berdasarkan peraturan daerah sudah ada pembagian blok untuk masing-masing agama bagi jenazah yang akan dikubur di makam tersebut.
Ia menduga kalau nisan yang dirusak tersebut terdapat di beberapa blok kemungkinan tidak sesuai dengan blok yang sudah ditentukan.
"Saya kira nanti dipertemukan satu pihak dulu, kemudian baru denagn pihak lain untuk mencapai kesepakatan," katanya.
Menyinggung masalah tersebut apakah perlu dibawa ke ranah hukum, dia mengatakan bisa saja dibawa ke ranah hukum tetapi harus adil dan duduk permasalahannya harus diselesaikan dulu.
"Kalau memang penempatan makam tersebut tidak sesuai bloknya, ini juga sudah melanggar peraturan yang ada," katanya.
Ia mengimbau masyarakat kalau memang sudah ada aturan blok di TPU tersebut sesuai agama yang dipeluknya agar ditaati bersama-sama.
"Kenapa aturan blok tersebut harus dilanggar, yang justru menimbulkan permasalahan di kemudian hari. Kalau memang ada kesepakatan makam yang tidak sesuai dengan bloknya dan harus dipindah sesuai bloknya maka harus bisa diterima semua pihak," katanya.
Seperti diwartakan, belasan nisan berbentuk salib di TPU Giriloyo Karet dirusak orang tidak dikenal. Nisan makam yang dirusak tersebar di empat blok makam, yaitu A1, A2, B1, dan B2.
Nisan salib dari bahan kayu tercabut dari makam dengan posisi kayu yang sudah terbelah tidak berbentuk, nisan salib berbahan marmer hancur berkeping-keping berserak di sekitar makam.
Pihak kepolisian setempat tengah melakukan penyelidikan untuk mengetahui pelaku dan motif perusakan nisan berbentuk salib tersebut.
Wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Magelang Ismudiyono, Rabu, menyatakan kasus tersebut perlu diselesaikan secara kekeluargaan dengan melibatkan tokoh-tokoh agama.
Ia menuturkan pihaknya belum tahu persis posisi makam yang dirusak nisannya tersebut karena berdasarkan peraturan daerah sudah ada pembagian blok untuk masing-masing agama bagi jenazah yang akan dikubur di makam tersebut.
Ia menduga kalau nisan yang dirusak tersebut terdapat di beberapa blok kemungkinan tidak sesuai dengan blok yang sudah ditentukan.
"Saya kira nanti dipertemukan satu pihak dulu, kemudian baru denagn pihak lain untuk mencapai kesepakatan," katanya.
Menyinggung masalah tersebut apakah perlu dibawa ke ranah hukum, dia mengatakan bisa saja dibawa ke ranah hukum tetapi harus adil dan duduk permasalahannya harus diselesaikan dulu.
"Kalau memang penempatan makam tersebut tidak sesuai bloknya, ini juga sudah melanggar peraturan yang ada," katanya.
Ia mengimbau masyarakat kalau memang sudah ada aturan blok di TPU tersebut sesuai agama yang dipeluknya agar ditaati bersama-sama.
"Kenapa aturan blok tersebut harus dilanggar, yang justru menimbulkan permasalahan di kemudian hari. Kalau memang ada kesepakatan makam yang tidak sesuai dengan bloknya dan harus dipindah sesuai bloknya maka harus bisa diterima semua pihak," katanya.
Seperti diwartakan, belasan nisan berbentuk salib di TPU Giriloyo Karet dirusak orang tidak dikenal. Nisan makam yang dirusak tersebar di empat blok makam, yaitu A1, A2, B1, dan B2.
Nisan salib dari bahan kayu tercabut dari makam dengan posisi kayu yang sudah terbelah tidak berbentuk, nisan salib berbahan marmer hancur berkeping-keping berserak di sekitar makam.
Pihak kepolisian setempat tengah melakukan penyelidikan untuk mengetahui pelaku dan motif perusakan nisan berbentuk salib tersebut.