Magelang (Antaranews Jateng) - Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan program beasiswa bidikmisi bukan sekadar membantu anak agar dapat kuliah di perguruan tinggi.
"Bidikmisi bukan hanya anak-anak biar dapat kuliah, kita ingin anak-anak ini punya kemampuan untuk menjadi pemimpin, bukan hanya sekadar kualiah biasa," katanya di Magelang, Rabu.
Ia menyampaikan hal tersebut dalam pembinaan mahasiswa Bidikmisi tahun 2015, 2016, 2017, dan 2018 Universitas Tidar (Untidar) Magelang di GOR Samapta Kota Magelang.
Beasiswa Bidikmisi adalah bantuan biaya pendidikan dari pemerintah Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bagi calon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik, baik untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi pada program studi unggulan sampai lulus tepat waktu.
Menurut Ketua Majelis Wali Amanat ITS ini anak Bidikmisi disiapkan tidak untuk menjadi anak biasa, tetapi anak Bidikmisi disiapkan untuk menjadi anak yang luar biasa.
"Dimana-mana pemimpin itu jumlahnya lebih sedikit dibanding yang dipimpin, tidak ada ceritanya pemimpin lebih banyak dari yang dipimpin. Untuk itu dia harus luar biasa, dia harus memiliki jiwa kepemimpinan, maka dia tidak boleh terjangkit penyakit rabun jauh, melihat masa depan agak jauh sedikit tidak bisa," katanya.
Ia menuturkan pemimpin itu harus bisa melihat ke depan apa yang akan terjadi dan apa yang harus dilakukan.
"Oleh karena itu dari jauh kita gemakan Indonesia 2045, untuk 30 tahun yang akan datang, ini kita cetuskan tahun 2012, dari situ kita buat kegiatan-kegiatan untuk menyiapkan hal itu, antara lain beasiswa Bidikmisi, beasiswa magister dan doktor dari LPDPp, PTN di daerah perbatasan untuk mempersiapkan 2045," katanya.
Ia mengatakan yang penting beri akses anak-anak yang memiliki keterbataan secara ekonomi, ini bagian dari mencerdaskan bangsa.
"Kita punya program untuk menyiapkan 100 tahun Indonesia Merdeka 2045, oleh karena itu anak-anak yang tidak memiliki akses pendidikan, saya ibaratkan yang tidak bisa naik kereta diberi akses khusus, baik itu Bidikmisi maupun LPDP, supaya dia bisa naik gerbong menuju stasiun 2045," katanya.
Ia menuturkan kalau dia tidak bisa naik gerbong bernama pendidikan, dia tidak bisa sampai stasiun 2045, kasihan dia tercecer, oleh karena itu Bidikmisi memberikan kesempatan bagi anak-anak yang terbatas secara ekonomi, tetapi memiliki kemampuan yang luar biasa.
Pelaksana Tugas Rektor Untidar John Hendri mengatakan kegiatan ini merupakan pembinaan mahasiswa Bidikmisi, bagaimana anak-anak menyadari bahwa beasiswa ini spesial untuk mereka.
"Tidak semua orang bisa mendapatkan, karena bidikmisi ini bagi mahasiswa yang orang tunya kurang mampu," katanya.
Ia menuturkan dari sebanyak 5.651 mahasiswa Untidar, sebanyak 1.121 mahasiswa di antaranya merupakan mahasiswa program Bidikmisi.
"Bidikmisi bukan hanya anak-anak biar dapat kuliah, kita ingin anak-anak ini punya kemampuan untuk menjadi pemimpin, bukan hanya sekadar kualiah biasa," katanya di Magelang, Rabu.
Ia menyampaikan hal tersebut dalam pembinaan mahasiswa Bidikmisi tahun 2015, 2016, 2017, dan 2018 Universitas Tidar (Untidar) Magelang di GOR Samapta Kota Magelang.
Beasiswa Bidikmisi adalah bantuan biaya pendidikan dari pemerintah Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bagi calon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik, baik untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi pada program studi unggulan sampai lulus tepat waktu.
Menurut Ketua Majelis Wali Amanat ITS ini anak Bidikmisi disiapkan tidak untuk menjadi anak biasa, tetapi anak Bidikmisi disiapkan untuk menjadi anak yang luar biasa.
"Dimana-mana pemimpin itu jumlahnya lebih sedikit dibanding yang dipimpin, tidak ada ceritanya pemimpin lebih banyak dari yang dipimpin. Untuk itu dia harus luar biasa, dia harus memiliki jiwa kepemimpinan, maka dia tidak boleh terjangkit penyakit rabun jauh, melihat masa depan agak jauh sedikit tidak bisa," katanya.
Ia menuturkan pemimpin itu harus bisa melihat ke depan apa yang akan terjadi dan apa yang harus dilakukan.
"Oleh karena itu dari jauh kita gemakan Indonesia 2045, untuk 30 tahun yang akan datang, ini kita cetuskan tahun 2012, dari situ kita buat kegiatan-kegiatan untuk menyiapkan hal itu, antara lain beasiswa Bidikmisi, beasiswa magister dan doktor dari LPDPp, PTN di daerah perbatasan untuk mempersiapkan 2045," katanya.
Ia mengatakan yang penting beri akses anak-anak yang memiliki keterbataan secara ekonomi, ini bagian dari mencerdaskan bangsa.
"Kita punya program untuk menyiapkan 100 tahun Indonesia Merdeka 2045, oleh karena itu anak-anak yang tidak memiliki akses pendidikan, saya ibaratkan yang tidak bisa naik kereta diberi akses khusus, baik itu Bidikmisi maupun LPDP, supaya dia bisa naik gerbong menuju stasiun 2045," katanya.
Ia menuturkan kalau dia tidak bisa naik gerbong bernama pendidikan, dia tidak bisa sampai stasiun 2045, kasihan dia tercecer, oleh karena itu Bidikmisi memberikan kesempatan bagi anak-anak yang terbatas secara ekonomi, tetapi memiliki kemampuan yang luar biasa.
Pelaksana Tugas Rektor Untidar John Hendri mengatakan kegiatan ini merupakan pembinaan mahasiswa Bidikmisi, bagaimana anak-anak menyadari bahwa beasiswa ini spesial untuk mereka.
"Tidak semua orang bisa mendapatkan, karena bidikmisi ini bagi mahasiswa yang orang tunya kurang mampu," katanya.
Ia menuturkan dari sebanyak 5.651 mahasiswa Untidar, sebanyak 1.121 mahasiswa di antaranya merupakan mahasiswa program Bidikmisi.