Batang (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah terus mendorong masyarakat melakukan budidaya ikan lele karena permintaan konsumen terhadap komoditas perikanan tawar tersebut terus menunjukkan peningkatan.
Kepala Dinas Kelautan dan Peternakan Kabupaten Batang Sugiatmo di Batang, Sabtu, mengatakan bahwa pemkab turut mendorong para peternak ikan lele meningkatkan produksi komoditas itu agar bisa memenuhi permintaan pasar.
"Permintaan masyarakat terhadap ikan lele saat ini cukup tinggi, bahkan terkadang produksinya tidak mencukupi permintaan pasar lokal. Oleh karena, kami terus berupaya mendorong para pelaku budidaya lele untuk meningkatkan produksinya," katanya.
Ia mengatakan pemkab juga menggencarkan pelatihan untuk meningkatkan jumlah pelaku usaha perikanan ikan tawar itu agar terus meningkatkan produksi ikan lele seperti membina pada belasan pelaku usaha ikan lele di Desa Siwatu, Kecamatan Wonotunggal.
"Kami mengadakan sekolah lapang itu ada pembelajaaran pemeliharaan dan budidaya lele agar hasilnya maksimal," katanya.
Menurut dia, tingkat produksi ikan lele pada 2018 ini sudah mencapai 20 ton atau naik dibnading tahun sebelumnya hanya 12 ton.
"Alhamdulillah, kalau dibandingkan tahun sebelumnya produksi lele di Batang sudah meningkat cukup signifikan, setidaknya bisa mencukupi permintaan lokal," katanya.
Selain mematangkan pelaku usaha, kata dia, Dislutkanak juga mendorong para pemuda untuk ikut terjun dalam bisnis ikan lele karena jika dilihat dari neraca permintaan konsumsi masyarakat relatif cukup tinggi.
"Peluang budiadaya ikan lele cukup terbuka lebar sehingga kami mendorong para pemuda dapat membuka lapangan kerja sendiri dengan melakukan usaha itu," katanya.
Pelaku budidaya ikan lele Makda Urip mengatakan permintaan pasar di wilayah kawasan pantura Jawa Tengah mampu mencapai sekitar 1 juta ekor per bulan tetapi peternak hanya mampu memanen rata-rata 600 ribu ekor karena minimnya pengusaha ternak ikan lele.
"Adapun, harga ikan lele saat ini masih sekitar Rp16 ribu per kilogram hingga Rp17 ribu per kilogram," katanya.
Kepala Dinas Kelautan dan Peternakan Kabupaten Batang Sugiatmo di Batang, Sabtu, mengatakan bahwa pemkab turut mendorong para peternak ikan lele meningkatkan produksi komoditas itu agar bisa memenuhi permintaan pasar.
"Permintaan masyarakat terhadap ikan lele saat ini cukup tinggi, bahkan terkadang produksinya tidak mencukupi permintaan pasar lokal. Oleh karena, kami terus berupaya mendorong para pelaku budidaya lele untuk meningkatkan produksinya," katanya.
Ia mengatakan pemkab juga menggencarkan pelatihan untuk meningkatkan jumlah pelaku usaha perikanan ikan tawar itu agar terus meningkatkan produksi ikan lele seperti membina pada belasan pelaku usaha ikan lele di Desa Siwatu, Kecamatan Wonotunggal.
"Kami mengadakan sekolah lapang itu ada pembelajaaran pemeliharaan dan budidaya lele agar hasilnya maksimal," katanya.
Menurut dia, tingkat produksi ikan lele pada 2018 ini sudah mencapai 20 ton atau naik dibnading tahun sebelumnya hanya 12 ton.
"Alhamdulillah, kalau dibandingkan tahun sebelumnya produksi lele di Batang sudah meningkat cukup signifikan, setidaknya bisa mencukupi permintaan lokal," katanya.
Selain mematangkan pelaku usaha, kata dia, Dislutkanak juga mendorong para pemuda untuk ikut terjun dalam bisnis ikan lele karena jika dilihat dari neraca permintaan konsumsi masyarakat relatif cukup tinggi.
"Peluang budiadaya ikan lele cukup terbuka lebar sehingga kami mendorong para pemuda dapat membuka lapangan kerja sendiri dengan melakukan usaha itu," katanya.
Pelaku budidaya ikan lele Makda Urip mengatakan permintaan pasar di wilayah kawasan pantura Jawa Tengah mampu mencapai sekitar 1 juta ekor per bulan tetapi peternak hanya mampu memanen rata-rata 600 ribu ekor karena minimnya pengusaha ternak ikan lele.
"Adapun, harga ikan lele saat ini masih sekitar Rp16 ribu per kilogram hingga Rp17 ribu per kilogram," katanya.