Solo (Antaranews Jateng) - Perum Percetakan Negara RI (PNRI) akan menyulap studio rekaman Lokananta menjadi Rumah Musik Indonesia dengan melibatkan sejumlah perusahaan milik negara.
"Lokananta adalah aset yang harus dikembangkan dan dioptimalisasi. Dalam hal ini kami kerja sama dengan BUMN properti untuk mengembangkan bangunan Lokananta agar lebih mumpuni dan sesuai perkembangan zaman," kata General Manager Pengembangan Bisnis Perum PNRI Chieko Handayana di sela kunjungan Forum Humas BUMN di Lokananta Solo, Kamis.
Selain akan memaksimalkan bangunan Lokananta sebagai destinasi wisata, pihaknya juga akan mengisi konten dengan melibatkan pelaku seni.
"Untuk pembangunannya kami bersinergi dengan BUMN properti, di antaranya PT Pembangunan Perumahan (PP), Jasa Marga Properti, PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan Ratu Boko (persero), dan Peruri Properti," katanya.
Sedangkan dari sisi konten, pihaknya akan melibatkan Perum LKBN Antara, Balai Pustaka, dan sejumlah pelaku seni, seperti Glenn Fredly dan manajemennya Bumi Entertainment serta Filosofi Kopi.
"Ini semua sudah ada nota kesepahaman. Kalau untuk fisiknya targetnya akan dikerjakan mulai tahun depan dan diharapkan semua bisa selesai pada 3-4 tahun ke depan," katanya.
Ia berharap nantinya Lokananta bisa menjadi ikon yang merupakan tanggung jawab generasi muda lewat BUMN.
"Kami juga ingin mengenalkan kepada masyarakat bahwa kita punya budaya yang memang bagus dan pantas untuk disandingkan dengan budaya lain di Asia karena Lokananta saat ini masih menjadi referensi bagi negara lain, dari sisi musik dan seni," katanya.
Ia juga memastikan nantinya sekitar 30.000 aset musik yang tersimpan di Lokananta akan tetap dilestarikan melalui aransemen ulang sesuai dengan selera musik masa kini.
"Ini kami lakukan agar sejarahnya tidak terputus, misalnya ada lagu Waljinah yang dibawakan dalam bentuk jazz," katanya.
Sementara itu, Sekjen FH BUMN Ferry Andrianto mengatakan kunjungan tersebut bermanfaat bagi BUMN khususnya PNRI.
"Kami harus saling mendukung dari sisi publikasi maupun potensi yang bisa jadi peluang untuk kerja sama dengan BUMN lain. Dalam hal ini, kami memiliki aset BUMN yang bisa dikembangkan," katanya.
Ia menilai Lokananta merupakan aset negara yang harus ditingkatkan.
"Apalagi Lokananta pernah mengalami masa sulit, ke depan tidak ada alasan BUMN harus maju bersama karena kita punya tagline 'one nation, one vission, one family'. Kami punya tanggung jawab moral untuk ikut membesarkan PNRI," katanya.
Salah satu peserta Siwi Widjayanti yang merupakan Kepala Biro Komunikasi Perum Peruri mengaku takjub dengan kunjungan pertamanya di Lokananta tersebut.
"Ternyata tempat ini banyak menyimpan sejarah, banyak tokoh yang ditelurkan dari Lokananta. Sejauh ini penataan sudah sangat informatif, banyak display menjelaskan tentang musisi-musisi senior Indonesia. Tempat ini membuka wawasan generasi muda bahwa di masa lalu kita punya sejarah yang bagus di bidang rekaman dan itu milik pemerintah," katanya.
"Lokananta adalah aset yang harus dikembangkan dan dioptimalisasi. Dalam hal ini kami kerja sama dengan BUMN properti untuk mengembangkan bangunan Lokananta agar lebih mumpuni dan sesuai perkembangan zaman," kata General Manager Pengembangan Bisnis Perum PNRI Chieko Handayana di sela kunjungan Forum Humas BUMN di Lokananta Solo, Kamis.
Selain akan memaksimalkan bangunan Lokananta sebagai destinasi wisata, pihaknya juga akan mengisi konten dengan melibatkan pelaku seni.
"Untuk pembangunannya kami bersinergi dengan BUMN properti, di antaranya PT Pembangunan Perumahan (PP), Jasa Marga Properti, PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan Ratu Boko (persero), dan Peruri Properti," katanya.
Sedangkan dari sisi konten, pihaknya akan melibatkan Perum LKBN Antara, Balai Pustaka, dan sejumlah pelaku seni, seperti Glenn Fredly dan manajemennya Bumi Entertainment serta Filosofi Kopi.
"Ini semua sudah ada nota kesepahaman. Kalau untuk fisiknya targetnya akan dikerjakan mulai tahun depan dan diharapkan semua bisa selesai pada 3-4 tahun ke depan," katanya.
Ia berharap nantinya Lokananta bisa menjadi ikon yang merupakan tanggung jawab generasi muda lewat BUMN.
"Kami juga ingin mengenalkan kepada masyarakat bahwa kita punya budaya yang memang bagus dan pantas untuk disandingkan dengan budaya lain di Asia karena Lokananta saat ini masih menjadi referensi bagi negara lain, dari sisi musik dan seni," katanya.
Ia juga memastikan nantinya sekitar 30.000 aset musik yang tersimpan di Lokananta akan tetap dilestarikan melalui aransemen ulang sesuai dengan selera musik masa kini.
"Ini kami lakukan agar sejarahnya tidak terputus, misalnya ada lagu Waljinah yang dibawakan dalam bentuk jazz," katanya.
Sementara itu, Sekjen FH BUMN Ferry Andrianto mengatakan kunjungan tersebut bermanfaat bagi BUMN khususnya PNRI.
"Kami harus saling mendukung dari sisi publikasi maupun potensi yang bisa jadi peluang untuk kerja sama dengan BUMN lain. Dalam hal ini, kami memiliki aset BUMN yang bisa dikembangkan," katanya.
Ia menilai Lokananta merupakan aset negara yang harus ditingkatkan.
"Apalagi Lokananta pernah mengalami masa sulit, ke depan tidak ada alasan BUMN harus maju bersama karena kita punya tagline 'one nation, one vission, one family'. Kami punya tanggung jawab moral untuk ikut membesarkan PNRI," katanya.
Salah satu peserta Siwi Widjayanti yang merupakan Kepala Biro Komunikasi Perum Peruri mengaku takjub dengan kunjungan pertamanya di Lokananta tersebut.
"Ternyata tempat ini banyak menyimpan sejarah, banyak tokoh yang ditelurkan dari Lokananta. Sejauh ini penataan sudah sangat informatif, banyak display menjelaskan tentang musisi-musisi senior Indonesia. Tempat ini membuka wawasan generasi muda bahwa di masa lalu kita punya sejarah yang bagus di bidang rekaman dan itu milik pemerintah," katanya.