Purwokerto (Antaranews Jateng) - Perum Bulog Subdivisi Regional Banyumas, Jawa Tengah, berupaya mengantisipasi lonjakan harga beras di pasaran dengan terus melaksanakan Gerakan Stabilisasi Harga Pangan (GSHP), kata Kepala Bulog Banyumas Sony Supriyadi.

"Kami terus melaksanakan GSHP, hanya saja beberapa waktu lalu harganya belum mengena karena hampir sama dengan harga di pasaran," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.

Akan tetapi dalam satu bulan terakhir, kata dia, harga beras kualitas medium di pasaran cenderung naik karena tidak ada petani yang panen padi.

Sekarang, lanjut dia, harga beras kualitas medium di tingkat penggilingan mencapai kisaran Rp8.800 per kilogram sehingga harga beras di pasaran menjadi Rp9.500 per kilogram

"Padahal sebelumnya, pedagang membeli beras di penggilingan hanya sebesar Rp8.200-Rp8.300 per kilogram untuk dijual kembali ke pasaran dengan harga sebesar Rp9.000 per kilogram," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya terus melaksanakan GSHP di sejumlah pasar tradisional untuk meredam gejolak kenaikan harga beras.

Menurut dia, pihaknya juga menggandeng Kios Pangan Kita yang merupakan mitra kerja Bulog dalam melaksanakan GSHP.

"Di wilayah Bulog Banyumas saat sekarang sudah ada tiga Kios Pangan Kita yang berada di Pasar Wage dan Pasar Manis, Purwokerto, serta Pasar Gede, Cilacap," katanya.

Ia mengatakan harga beras kualitas medium yang dijual Bulog melalui GSHP hanya sebesar Rp8.950-Rp9.000 per kilogram.

Dia memastikan stok beras kualitas medium di gudang Bulog Banyumas masih sangat banyak karena mencapai kisaran 20.000 ton sehingga diharapkan mampu menekan gejolak kenaikan harga beras di pasaran.

Menurut dia, masih banyaknya stok beras medium tersebut disebabkan saat sekarang empat kabupaten di wilayah kerja Bulog Banyumas, yakni Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara tidak lagi menyalurkan beras keluarga sejahtera (rastra) karena sudah berganti dengan bantuan pangan nontunai (BPNT).

Disinggung mengenai realisasi pengadaan beras yang dilaksanakan Bulog Banyumas, dia mengakui dalam beberapa pekan terakhir tidak ada beras yang masuk ke gudang Bulog Banyumas sehingga realisasi pengadaan beras hingga saat sekarang baru mencapai kisaran 30.000 ton setara beras dari target sebesar 48.000 ton.

Dalam kesempatan terpisah, Sekretaris Asosiasi Perberasan Banyumas (APB) Fatkhurrohman mengakui harga beras kualitas medium di pasaran saat sekarang cenderung naik.

"Bahkan, harga beras medium di penggilingan saat ini sudah mencapai Rp9.000 per kilogram sehingga harga di pasaran bisa mencapai Rp10.000 per kilogram," katanya.

Dia memperkirakan harga beras di pasaran akan terus melonjak karena musim tanam padi berlangsung mundur sehingga pada bulan Januari 2019 belum ada yang panen.

"Apalagi nanti akan terjadi permintaan terhadap beras secara serentak dari para penerima BPNT, sedangkan stok beras sangat sedikit. Padahal dalam BPNT telah ditentukan bahwa harga beras diserahkan pada mekanisme pasar, sehingga kemungkinan harga beras terus melonjak," katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan stok beras Bulog masih banyak sehingga nantinya akan ada operasi pasar untuk meredam gejolak kenaikan harga beras.

Sebelumnya, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto Agus Chusaini mengatakan harga beras di pasaran berpotensi naik akibat mundurnya masa tanam padi pada musim tanam pertama tahun 2018/2019.

"Jadi memang ada potensi kenaikan harga beras pada awal tahun, sekitar Januari-Februari, jumlah kesediaan beras akan turun, tapi pemerintah sudah impor (beras). Jadi, Insya Allah, mungkin harga (beras) bisa terkendali," katanya.

Ia menduga impor beras yang dilakukan pemerintah ditujukan untuk mengantisipasi berkurangnya pasokan bahan pangan itu pada awal 2019 akibat mundurnya musim tanam padi.

Oleh karena itu, dia mengharapkan impor beras yang telah dilakukan pemerintah dapat mencukupi kebutuhan pada awal tahun 2019.

"Dengan adanya impor, cadangan beras pemerintah sekarang kan besar. Jadi, kami berharap pada awal tahun, cadangan masih mencukupi sampai panen berikutnya," kata Agus.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024