Semarang (Antaranews Jateng) - Sejumlah guru besar dari 11 perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTN-BH) se-Indonesia berkumpul di Semarang untuk membahas kondisi bangsa belakangan ini.
     
"Ini merupakan kelanjutan program yang telah dirancang Majelis Dewan Guru Besar (MDGB), yakni seminar nasional jati diri bangsa," kata ketua pantia Prof Iriyanto Widisuseno di Semarang, Jumat.
     
Selama empat hari pelaksanaan seminar pada 14-17 November 2018, kata dia, beragai topik terkait permasalahan bangsa dihadirkan, termasuk dari Dewan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
     
Diakuinya, para guru besar merasa perlu menyikapi situasi internal bangsa akhir-akhir ini yang dipengaruhi krisis sosial, budaya, dan pelunturan jati diri dengan memberikan solusi atau masukan.
     
"Dari Dewan Pembina BPIP Prof Mahfud MD dihadirkan untuk membahas persoalan ini. Bagaimana menyikapi situasi internal bangsa yang dipengaruhi krisis sosial, budaya, dan pelunturan jati diri," katanya.
     
Sementara itu, Ketua MDGB Prof M Yusran Massijaya menjelaskan organisasi tersebut merupakan perkumpulan para guru besar dari 11 PTN-BH di Indonesia untuk menyatukan pemikiran.
     
Ke-11 PTN-BH itu, yakni Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
     
Kemudian, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Universitas Padjajaran (Unpad), Universitas Diponegoro (Undip), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Hasanuddin (Unhas), dan Universitas Sumatera Utara (USU).
     
"Organisasi ini adalah organisasi para pemikir. Gagasan dari forum ini akan disampaikan kepada pemerintah sebagai masukan dalam mencari solusi menghadapi berbagai persoalan bangsa," katanya.
     
Disebutkannya, berbagai persoalan yang dihadapi, mulai maraknya korupsi, jati diri bangsa yang mulai luntur, dan berbagai persoalan lainnya sehingga pemerintah perlu segera bersikap.
     
Diakuinya, setiap guru besar memiliki pemikiran tersendiri yang tentunya tidak mudah untuk disatukan, tetapi untuk menghadapi persoalan bangsa perlu disinergikan untuk bersama-sama mencari solusi.
    
"Organisasi ini juga untuk menyatukan pemikiran antarguru-guru besar se-Indonesia, baik yang dari PTN-BH atau bukan. Dari 5.500 guru besar di Indonesia, 2.445 atau 48 persennya bertugas di PTN-BH," katanya.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024