Semarang (Antaranews Jateng) - Sejumlah peserta program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) 2018 asal Kalimantan Barat menampilkan kesenian khas daerahnya menjelang kepulangan mereka ke daerah masing-masing.

Pada penutupan program SMN 2018 yang berlangsung di Hotel Allstay Semarang, Senin malam, 23 siswa asal Kalbar itu tampil seluruhnya mengenakan pakaian adat.

Program SMN merupakan kegiatan pertukaran pelajar di Indonesia yang diinisiasi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan difasilitasi seluruh BUMN yang memiliki wilayah kerja di 34 provinsi.

Pada tahun ini, PT KAI ditunjuk sebagai koordinator kegiatan SMN di Jateng bersama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, dan Perum Perhutani.

Selama di Jawa Tengah, mereka mengikuti serangkaian kegiatan, antara lain kunjungan ke SMK Negeri Jateng Semarang, sejumlah objek wisata unggulan, seperti Kelenteng Sam Poo Kong, Candi Borobudur, Candi Prambanan.

Tak hanya itu, para siswa asal Kalbar juga diajak melihat proses pengolahan limbah di KIW, hingga merasakan sensasi naik kereta uap di Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Ratih ulantari (19) siswi SMA Indonesia Muda, Kubu raya, Kalbar, kebagian membacakan puisi karya Taufik Ismail yang berjudul "Membaca Tanda-Tanda" untuk mengenang saudara-saudara yang menjadi korban gempa bumi di Lombok.

"Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan dan meluncur lewat sela-sela jari kita...," ucap anak tunggal kelahiran Kubu Raya, 29 agustus 1999 itu membacakan puisi.

Giliran berikutnya, Rianti Oktaviani (15) siswi dari SMKN 2 Pemangkat, Sambas, Kalbar, menyanyikan lagu daerah berjudul "Alon-Alon Sambas" yang diceritakannya tentang kehidupan yang mengalun-alun seperti ombak.

Ditemui usai tampil, sejumlah siswa menceritakan kesannya yang mendalam selama berada di Jateng, seperti Yusi Aprilia (16) dari SMKN 2 Ketapang yang kebagian menampilkan Tari Bubu.

"Semuanya yang kami kunjungi sangat berkesan. Paling seneng saat ke Candi Borobudur, Prambanan, dan Gedong Songo. Enggak nyangka aja bisa melihat tempat sebagus itu," kata sulung dari dua bersaudara itu.

Gadis kelahiran Ketapang, 11 April 2002 itu juga terkesan saat mengunjungi SMKN Jateng yang seluruh siswanya berasal dari keluarga tidak mampu sehingga menginspirasinya.

"Artinya, tidak menutup kemungkinan anak tidak mampu bisa mencapai cita-citanya. Pengen lebih lama lagi di sini sebenernya," kata putri pasangan Supriyanto dan Suryana Lussy itu.

Senada, Rika Yana (18) siswa SMAN 2 Seluas, Bengkayang, yang mengaku terkesan dengan keindahan berbagai destinasi di Jateng, seperti Candi Borobudur hingga bisa merasakan naik kereta uap di Ambarawa.

"Pertama kali naik kereta, senang sekali. Saya akan ceritakan pengalaman ini kepada temen-temen nanti di sana supaya mereka juga termotivasi," kata gadis kelahiran Bengkayang, 4 Desember 2000 itu.

Tak lupa, anak tunggal pasangan Sukiman dan Elisabet Lipina itu menyampaikan kepada jajaran BUMN yang memfasilitasi program SMN sehingga berkesempatan mengunjungi berbagai tempat di Jateng.

"Saya berharap program SMN bisa terus berlanjut dan semakin maju lagi. Sebenernya, pengen lebih lama di sini, tetapi kan saya masih harus sekolah," kata Yana.     

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024