Semarang (Antaranews Jateng) - Para peserta program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) 2018 asal Kalimantan Barat mengkampanyekan gerakan pengurangan sampah plastik di sela Jalan Sehat Badan Usaha Milik Daerah (BUMN) di Semarang.
     
Jalan Sehat BUMN diawali dari Kantor Perhutani Jateng Semarang, Sabtu, diikuti ribuan orang, terdiri atas peserta SMN asal Kalbar, jajaran pegawai empat BUMN, pimpinan daerah, komunitas pecinta kereta api (KA), dan masyarakat umum.
     
Sebuah spanduk besar bertuliskan "Kami Mendukung Pengurangan Sampah Plastik" dibentangkan peserta SMN, sekaligus membubuhkan tanda tangan mereka sebagai bentuk dukungan atas gerakan pengurangan sampah plastik.
     
Kampanye pengurangan sampah plastik yang mereka lakukan di sela jalan sehat itu merupakan rangkaian kegiatan yang diikuti 23 pelajar asal Kalbar itu selama berada di Jateng sebagai bagian dari program SMN.
     
Program SMN merupakan kegiatan pertukaran pelajar di Indonesia yang diinisiasi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan difasilitasi seluruh BUMN yang memiliki wilayah kerja di 34 provinsi.
     
Pada tahun ini, PT KAI ditunjuk sebagai koordinator kegiatan SMN di Jateng bersama Perum Perhutani, PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW).
     
Di sela kampanye itu, tujuh siswa didaulat untuk berorasi menyerukan pentingnya kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik untuk menekan sampah plastik yang sangat sulit untuk diurai.
     
Ratih Ulantari (19), siswi dari SMA Indonesia Muda, Kubu Raya, Kalbar memilih membacakan puisi karyanya sendiri yang diberi judul "Pengurangan Penggunaan Plastik" yang memuat pesan pengurangan sampah plastik.
     
"Lewat puisi ini, saya ingin mengajak masyarakat untuk mengurangi sampah plastik. Puisinya baru saya bikin semalam, setengah jam," kata anak tunggal kelahiran Kubu Raya, Kalbar, 29 Agustus 1999 itu.
    
Tak hanya mengajak orang, kata dia, dirinya pun selama ini berupaya untuk mengurangi penggunaan plastik, misalnya ketika berbelanja selalu membawa tas daur ulang yang bisa dipakai berkali-kali.
     
"Kalau belanja, saya selalu gunakan 'bag' daur ulang yang bisa dipakai berkali-kali. Kalau kantong plastik kan hanya sekali pakai. Sebenarnya, daripada terbuang, sampah plastik bisa jadi kerajinan juga," ujar Ratih.
     
Senada, Melga Sari (18) siswi SMA Negeri 2 Ngabang, Landak, Kalbar juga mengungkapkan pentingnya pengurangan sampah plastik yang harus dilakukan karena tidak terkendalinya penggunaan plastik di Indonesia.
    
"Kebetulan, saya pengurus OSIS. Di sekolah saya, sudah dilakukan pengelolaan sampah. Setiap Sabtu, kami pilah sampah, mana yang bisa digunakan lagi, bisa didaur ulang, mana yang tidak bisa," kata bungsu dari enam bersaudara itu.
     
Gadis kelahiran Anyang, Landak, Kalbar, 23 April 2000 itu mengatakan sistem pengelolaan sampah itu juga menguntungkan OSIS karena sampah-sampah yang bisa didaur ulang akan dijual untuk menambah kas OSIS.
    
"Jadi, kami kumpulkan sampah dari kelas-kelas, kemudian pilah. Mana sampah plastik, sampah basah, dan kering. Kalau plastik, kami jual. Lumayan kan bisa menambah kas OSIS," kata Melga.
    
Untuk memeriahkan Jalan Sehat BUMN, penyanyi dangdut Jenita Janet dan Duo Molek tampil mengajak ribuan peserta masih menunggu pembagian "doorprize" untuk ikut bergoyang di halaman Gedung Rimba Graha Semarang.
     
Setelah jalan sehat, para peserta SMN itu diajak ke pabrik garment Bina Bangsa Internusa di KIW untuk mempelajari produksi, kemudian ke WWTP (Wastewater Treatment Plant) mengenai pengolahan limbah pabrik.
 

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024