Banjarnegara (Antaranews Jateng) - Puluhan wisatawan dari berbagai daerah menikmati fenomena embun upas atau embun beku (frost) yang muncul di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
"Embun upas kembali muncul tadi pagi setelah sempat menghilang sekitar dua minggu. Oleh karena itu, puluhan wisatawan di sejumlah `homestay` keluar dari tempat mereka menginap untuk sekadar menikmati fenomena embun upas," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata "Dieng Pandawa" Alif Faozi di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Rabu.
Ia mengatakan embun upas sering kali muncul di Dataran Tinggi Dieng saat musim kemarau meskipun kemunculannya sulit diprediksi.
Kendati demikian, dia memperkirakan embun upas akan sering muncul pada bulan Agustus yang merupakan puncak musim kemarau.
Oleh karena itu, kata dia, wisatawan yang hendak menyaksikan "Dieng Culture Festival IX" yang akan digelar pada 3-5 Agustus 2018 diimbau untuk membawa jaket tebal dan sarung tangan karena tidak menutup kemungkinan terjadi embun upas.
"Tadi pagi suhu udara terasa sangat dingin dan menurut orang-orang yang sempat melihat termometer, suhunya mencapai minus 8 derajat Celcius. Saat saya keluar rumah, ternyata embun upas yang cukup tebal terlihat menutupi tanaman. Wisatawan-wisatawan yang menginap di `homestay` saya pun ikut keluar untuk menyaksikan fenomena alam itu," kata pemilik "homestay" Acacia itu.
Ia mengakui jika embun upas merupakan fenomena yang menarik bagi wisatawan karena mereka seolah melihat salju yang sering terjadi di luar negeri.
Akan tetapi, kata dia, kemunculan embun upas merupakan petaka bagi petani kentang di Dieng karena tanaman yang terkena embun beku itu bakal layu hingga akhirnya mati.
"Saat ini saja (sekitar pukul 08.00 WIB, red.) sudah banyak tanaman kentang yang layu akibat terkena embun upas," katanya.
Salah seorang tamu "homestay" Acacia, Eny mengaku heran terhadap fenomena embun upas dan baru pertama kali melihatnya.
"Menurut saya, `amazing`, ternyata di Dieng ada salju (embun upas, red.). Kalau kita ingin melihat salju, tidak perlu ke luar negeri, cukup di Dieng, ternyata Indonesia indah sekali," kata wisatawan asal Jakarta itu.
"Embun upas kembali muncul tadi pagi setelah sempat menghilang sekitar dua minggu. Oleh karena itu, puluhan wisatawan di sejumlah `homestay` keluar dari tempat mereka menginap untuk sekadar menikmati fenomena embun upas," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata "Dieng Pandawa" Alif Faozi di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Rabu.
Ia mengatakan embun upas sering kali muncul di Dataran Tinggi Dieng saat musim kemarau meskipun kemunculannya sulit diprediksi.
Kendati demikian, dia memperkirakan embun upas akan sering muncul pada bulan Agustus yang merupakan puncak musim kemarau.
Oleh karena itu, kata dia, wisatawan yang hendak menyaksikan "Dieng Culture Festival IX" yang akan digelar pada 3-5 Agustus 2018 diimbau untuk membawa jaket tebal dan sarung tangan karena tidak menutup kemungkinan terjadi embun upas.
"Tadi pagi suhu udara terasa sangat dingin dan menurut orang-orang yang sempat melihat termometer, suhunya mencapai minus 8 derajat Celcius. Saat saya keluar rumah, ternyata embun upas yang cukup tebal terlihat menutupi tanaman. Wisatawan-wisatawan yang menginap di `homestay` saya pun ikut keluar untuk menyaksikan fenomena alam itu," kata pemilik "homestay" Acacia itu.
Ia mengakui jika embun upas merupakan fenomena yang menarik bagi wisatawan karena mereka seolah melihat salju yang sering terjadi di luar negeri.
Akan tetapi, kata dia, kemunculan embun upas merupakan petaka bagi petani kentang di Dieng karena tanaman yang terkena embun beku itu bakal layu hingga akhirnya mati.
"Saat ini saja (sekitar pukul 08.00 WIB, red.) sudah banyak tanaman kentang yang layu akibat terkena embun upas," katanya.
Salah seorang tamu "homestay" Acacia, Eny mengaku heran terhadap fenomena embun upas dan baru pertama kali melihatnya.
"Menurut saya, `amazing`, ternyata di Dieng ada salju (embun upas, red.). Kalau kita ingin melihat salju, tidak perlu ke luar negeri, cukup di Dieng, ternyata Indonesia indah sekali," kata wisatawan asal Jakarta itu.