Purwokerto (Antaranews Jateng) - Perum Bulog Subdivisi Regional Banyumas, Jawa Tengah, mulai menyerap gabah dari petani, kata Kepala Bulog Banyumas Sony Supriyadi.

"Penyerapan gabah sudah berjalan di Kompleks Pergudangan Karangsentul, Purbalingga, dan Kompleks Pergudangan Gumilir, Cilacap, meskipun baru mencapai kisaran 100 ton dari target sebanyak 9.000 ton," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.

Menurut dia, penyerapan gabah tersebut dilakukan karena harga gabah kering giling di tingkat petani mulai turun dan saat sekarang sebesar Rp4.800 per kilogram.

Sementara harga pembelian gabah kering giling oleh Bulog, kata dia, berdasarkan fleksibilitas harga ditentukan sebesar Rp5.150 per kilogram.

Kendati demikian, dia mengakui jika kemungkinan masih banyak petani yang belum mengetahui adanya kebijakan penyerapan atau pembelian gabah oleh Bulog.

"Oleh karena itu, kami akan terus menyosialiasikan kebijakan penyerapan gabah tersebut kepada petani di wilayah eks Keresidenan Banyumas," katanya.

Lebih lanjut, Sony mengatakan penyerapan terhadap beras petani tetap berjalan meskipun Bulog saat sekarang mulai membeli gabah.

Bahkan hingga saat ini, kata dia, realisasi pengadaan atau penyerapan beras yang dlakukan Bulog Banyumas telah mencapai kisaran 23.000 ton dari target sebesar 48.000 ton untuk tahun 2018.

"Saat ini sudah banyak petani yang panen sehingga pasokan beras ke gudang-gudang Bulog Banyumas mulai lancar. Jika sebelumnya dalam sehari rata-rata hanya 100 ton beras yang masuk, sekarang sudah mencapai kisaran 250-300 ton per hari," katanya.

Oleh karena itu, dia optimistis target pengadaan pangan tersebut dapat tercapai hingga akhir tahun 2018.

Disinggung mengenai pemasaran beras premium kemasan renteng isi 200 gram yang dijual dengan harga Rp2.500 per bungkus, dia mengatakan pihaknya telah mencoba melakukan tes pasar pada hari Senin (16/7) di Pasar Wage, Purwokerto.

Dalam hal ini, kata dia, pihaknya saat datang ke Bulog Divre Yogyakarta mengambil sebanyak 20 kilogram beras premium kemasan renteng atau setara dengan 100 renteng

"Berdasarkan informasi yang saya peroleh teman-teman yang melakukan tes pasar di Pasar Wage, seluruh beras renteng tersebut habis terjual. Ke depan, kami akan mengambil lebih banyak lagi dari Bulog Yogyakarta yang kebetulan memiliki alat untuk mengemas," katanya. 



     

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024