Sukoharjo (Antaranews Jateng) - Tas anyaman pandan dikombinasi dengan kain lurik produksi pengrajin Desa Ngemplak Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah kian laris, bahkan pasca-Lebaran permintannya terus bertambah.

Pengrajin tas anyaman pandan, Erina Cahya Aggraini (28), di Dukuh Gebyok Ngemplak Sukoharjo, Jumat, mengatakan kerajinan yang ditekuni sejak pertengahan 2017, desain dan modelnya terus berkembang sehingga minat konsumen.

"Tas jinjing anyaman daun pandan dikombinasikan dengan kain lurik dan aksesoris kristal dan mutiara ternyata diminati pasar," kata Erina yang mengaku bisnisnya mendapat dukungan dari  Dinas Perdagangan dan Koperasi UMKM Sukoharjo itu.

Bahkan, Erina mengatakan kerajinan tas anyaman pandan produksinya mendapat kesempatan mengikuti pameran-pameran yang diprakarsai Dinas Perdagangan dan Koperasi UMKM setempat sehingga dapat dikenal banyak kalangan.

"Melalui pameran-pameran dan media sosial, kerajina tas produk kami mampu terjual rata-rata 20 hingga 25 buah per bulan. Permintaan sebelumnya rata-rata hanya lima buah per buah," kata Erina.

Erina mengatakan harga tas anyaman dijual antara Rp200.000 per buah hingga Rp275.000, tergantung kualitas, sedangkan dompet kecil dijual mulai Rp5.000 hingga Rp15.000/buah.

Kemampuan produksi tas rata-rata mencapai 20 buah per bulan, sedanhkan dompet kecil bisa mencapai 200 unit. Erina mengajak masyarakat sekitarnya untuk membantu produksinya jika mendapat banyak pesanan.

Pihaknya juga mendapat pelatihan dari Dinas Perdagangan dan Koperasi UMKM untuk menambah pengetahuan dan berinovasi soal produk-produk untuk meningkatkan nilai tambah.

"Saya harus kreatif dan selalu inovatif untuk menarik konsumen dan mampu bersaing dengan produk-produk dari luar," Erina.    

Menurut dia, dengan produksi tas anyaman pandan tersebut omzet penjualan rata-rata mencapai Rp5 juta hingga Rp7 juta per bulan. ***3***

   

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024