Temanggung (Antaranews Jateng) - Kalangan petani di Kabupaten Temanggung diminta memahami perubahan iklim sebelum melakukan penanaman tembakau agar hasilnya bisa maksimal.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung Masrik Amin di Temanggung, Rabu, mengatakan dengan memahami iklim para petani bisa melakukan penanaman secara tepat agar berhasil dan memperoleh keuntungan yang diharapkan.

Ia menyampaikan hal tersebut dalam sosialisasi prediksi kondisi iklim Temanggung tahun 2018, sebagai upaya antisipasi, mitigasi, dan adaptasi perubahan iklim untuk mencapai keberhasilan produksi tembakau berkualitas.

Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Pengayoman Temanggung tersebut diikuti para PPL Pertanian dan perwakilan petani dari sejumlah sentra tembakau dengan menghadirkan sejumlah nara sumber.

Masrik Amin mengatakan para petani tembakau sudah semestinya memahami anomali cuaca yang cenderung masih ekstrem dengan mengikuti perkembangan perubahan cuaca yang terjadi.

"Dengan demikian para petani bisa memulai menanam tembakau pada saat yang tepat, yakni iklim benar-benar bersahabat agar penanaman tidak menuai kendala sehingga tanaman bisa tumbuh subur hingga panen.

Oleh karena itu diharapkan para petani hendaknya proaktif mengikuti informasi perubahan iklim, salah satunya rajin membuka aplikasi prediksi cuaca yang saat ini sudah tersedia di media sosial.

"Kita memang tidak bisa melawan iklim karena hal itu sudah menjadi fenomena alam, namun kita bisa masuk di lorong iklim tersebut untuk disiasati sehingga budi daya pertanian utamanya tembakau tetap bisa dilakukan dengan baik," katanya.

Iis Widya Harmoko dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa musim kemarau tahun 2018 di Kabupaten Temanggung mulai bulan Juni dasarian I (tanggal 1 sampai dengan 10) dan Juni dasarian II (tanggal 11 sampai dengan 20).

Ia memperkirakan pada April hingga Mei 2018 masih akan banyak turun hujan. Guna mengantisipasi kerusakan tanaman tembakau, para petani diimbau untuk tidak memulai tanam pertama periode tersebut lantaran intensitas hujan yang masih cukup tinggi.

"Perkiraan kami, curah hujan masih tinggi pada akhir April atau awal sampai pertengahan Mei 2018, maka kami mengimbau petani untuk memilih masa tanam pertama pada akhir bulan depan untuk menekan angka kematian dan kerusakan tanaman tembakau," katanya.

Ia berharap petani tembakau di Temanggung dapat memulai tanam pertama tanpa terganggu oleh anomali cuaca, karena akhir-akhir ini memang terjadi kecenderungan perubahan iklim yang berdampak langsung pada pergeseran waktu tanam.

Oleh karena itu, katanya para petani hendaknya pandai-pandai dalam menyiasati perubahan iklim yang terjadi sehingga budi daya tanaman tembakau tidak mengalami kegagalan agar bisa meraih hasil optimal.

Andi Syahid Muttaqin dari Laboratorium A Agroklimat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengatakan terbukti ada hubungan erat antara iklim global terhadap produksi tembakau di Temanggung.

Iklim di Temanggung dan wilayah Indonesia secara umum, katanya, dipengaruhi oleh kondisi suhu muka laut dan uap air di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Oleh karena itu, perlu antisipasi kondisi iklim tahun 2018, khususnya saat akhir musim kemarau atau masa panen tembakau, sehingga pada saat panen cuaca masih terang benderang sehingga tembakau yang dirajang bisa kering dalam sehari.

"Prinsip petani mesti cerdas dalam mengantisipasi perubahan iklim, rajin membuka internet memanfaatkan aplikasi prediksi cuaca per jam untuk dua hari ke depan saat menjemur hasil panen tembakau," katanya.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024