Solo (Antaranews Jateng) - Pemerintah berupaya mengantisipasi tidak stabilnya pergerakan koperasi melalui pelatihan "early warning system" (EWS) atau sistem peringatan dini di daerah-daerah di seluruh Indonesia.
"Pelatihan EWS ini penting karena untuk mengantisipasi jatuhnya koperasi," kata Asisten Deputi Penataan Kondisi dan Peluang Usaha Kementerian Koperasi dan UMKM RI Wardoyo di sela pelatihan EWS di Solo, Selasa.
Ia mengatakan saat ini banyak pelaku koperasi yang berusia lanjut sehingga berdampak pada kinerja koperasi yang tidak sehat. Bahkan sebagian dari pelaku koperasi ini tidak menyadari bahwa koperasi yang mereka jalankan mulai tidak stabil.
"Oleh karena itu, kami merasa perlu memberikan pelatihan di daerah-daerah mengenai koperasi-koperasi yang tidak sehat. Di sini kami juga melibatkan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) dari beberapa daerah," katanya.
Ia mengatakan tepatnya akan ada sebanyak 51 PLUT yang nantinya dilibatkan untuk memberikan pelatihan, konsultasi, dan pembinaan bagi para pelaku koperasi.
"Diharapkan melalui pembinaan ini mereka bisa diberikan peringatan jika memang kondisi manajemen, keuangan, dan usaha dari koperasi dirasa tidak sehat. PLUT inilah yang nantinya mendiagnosa apakah koperasi yang ada di daerah masih sehat atau tidak," katanya.
Menurut dia, jika koperasi tersebut dinyatakan tidak sehat maka akan ada langkah perawatan dan pendampingan yang diberikan oleh PLUT.
Sementara itu, dikatakannya, berdasarkan data dari Kemenkop dan UMKM saat ini ada 209.000 koperasi di seluruh Indonesia. Dari total tersebut, sebanyak 56.000 di antaranya dalam kondisi tidak aktif.
Pihaknya berharap dengan adanya program EWS tersebut ke depan bisa menggerakkan kembali koperasi-koperasi yang sudah tidak aktif ini.
"Selain itu juga memberikan pendampingan dan antisipasi bagi koperasi-koperasi yang sudah mulai tidak sehat. Jangan sampai nantinya koperasi tersebut terlanjur jatuh. Tiap tahun kami targetkan ada 500 koperasi yang direstrukturisasi," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta Nur Haryani mengatakan dari 579 koperasi di Kota Solo, hanya 259 koperasi yang aktif.
"Oleh karena itu, melalui EWS diharapkan koperasi-koperasi yang tidak aktif ini bisa secepatnya aktif kembali dalam kondisi yang baik," katanya.
"Pelatihan EWS ini penting karena untuk mengantisipasi jatuhnya koperasi," kata Asisten Deputi Penataan Kondisi dan Peluang Usaha Kementerian Koperasi dan UMKM RI Wardoyo di sela pelatihan EWS di Solo, Selasa.
Ia mengatakan saat ini banyak pelaku koperasi yang berusia lanjut sehingga berdampak pada kinerja koperasi yang tidak sehat. Bahkan sebagian dari pelaku koperasi ini tidak menyadari bahwa koperasi yang mereka jalankan mulai tidak stabil.
"Oleh karena itu, kami merasa perlu memberikan pelatihan di daerah-daerah mengenai koperasi-koperasi yang tidak sehat. Di sini kami juga melibatkan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) dari beberapa daerah," katanya.
Ia mengatakan tepatnya akan ada sebanyak 51 PLUT yang nantinya dilibatkan untuk memberikan pelatihan, konsultasi, dan pembinaan bagi para pelaku koperasi.
"Diharapkan melalui pembinaan ini mereka bisa diberikan peringatan jika memang kondisi manajemen, keuangan, dan usaha dari koperasi dirasa tidak sehat. PLUT inilah yang nantinya mendiagnosa apakah koperasi yang ada di daerah masih sehat atau tidak," katanya.
Menurut dia, jika koperasi tersebut dinyatakan tidak sehat maka akan ada langkah perawatan dan pendampingan yang diberikan oleh PLUT.
Sementara itu, dikatakannya, berdasarkan data dari Kemenkop dan UMKM saat ini ada 209.000 koperasi di seluruh Indonesia. Dari total tersebut, sebanyak 56.000 di antaranya dalam kondisi tidak aktif.
Pihaknya berharap dengan adanya program EWS tersebut ke depan bisa menggerakkan kembali koperasi-koperasi yang sudah tidak aktif ini.
"Selain itu juga memberikan pendampingan dan antisipasi bagi koperasi-koperasi yang sudah mulai tidak sehat. Jangan sampai nantinya koperasi tersebut terlanjur jatuh. Tiap tahun kami targetkan ada 500 koperasi yang direstrukturisasi," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta Nur Haryani mengatakan dari 579 koperasi di Kota Solo, hanya 259 koperasi yang aktif.
"Oleh karena itu, melalui EWS diharapkan koperasi-koperasi yang tidak aktif ini bisa secepatnya aktif kembali dalam kondisi yang baik," katanya.