Semarang (Antaranews Jateng) - BKKBN terus meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB salah satunya dengan memberikan orientasi kepada para kepala seksi/sub bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi (KB-KR) BKKBN pusat dan provinsi dalam mewujudkan kesertaan ber-KB di kampung KB.

Deputi KBKR BKKBN Dwi Listyawardani mengatakan bahwa kegiatan tersebut bagian dari upaya untuk menyukseskan program kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga (KKBPK) yang membutuhkan tenaga pengelola program yang berkompeten yaitu pada tenaga pengelola KB yang telah memenuhi standar kualitas baik dari segi akademis maupun teknik-teknik manajerial pelayanan/pengelolaan program KKBPK.

"Pada kegiatan ini, juga untuk belajar dari Jawa Tengah yang berhasil menurunkan angka kematian ibu (AKI) secara signifikan dengan program Jateng Gayeng Nginceng Wong Weteng," katanya Dwi Listyawardani di sela-sela acara yang berlangsung di Semarang dari Senin-Kamis (26 Februari sampai 1 Maret).

Dari program yang diterapkan di Jateng tersebut, angka kematian ibu menurun secara signifikan yakni sebelumnya di atas 100, sekarang 80 per 100.000 kelahiran, sehingga dapat menjadi contoh bagi daerah lain.

Dwi Listyawardani menambahkan bahwa target BKKBN tahun ini telah sesuai dengan Renstra BKKBN 2015-2019 yakni persentase pemakaian kontrasepsi sebesar 61,1 persen, persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmeet need) sebesar 10,14 persen, presentase peserta KB aktif sebesar 22,30 persen, serta tingkat putus pakai kontrasepsi sebesar 25,0 persen.

Untuk mengejar target tersebut, BKKBN terus melakukan penguatan program KKBPK khususnya di bidang KB dan KR yakni dengan penguatan dan pemaduan kebijakan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang merata dan berkualitas dalam SJSN kesehatan

Selain itu, penyediaan sarana dan prasarana serta jaminan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi di setiap faskes KB dan jejaring/jaringan, peningkatan jumlah dan penguatan kapasitas tenaga kesehatan pelayanan KB an KR yang terstandarisasi

Peningkatan kualitas pelayanan akseptor KB baik secara statis pda faskes maupun secara mobile di kampung KB dan wilayah sulit seperti daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan.

Terkait pencegahan stunting melalui program KKBPK, penggunaan kontrasepsi mencegah terjadinya 4 terlalu yakni terlalu muda, tua, rapat, dan terlalu banyak sehingga memberikan kontribusi besar terjaddinya stunting, selain dengan mengoptimalkan 1.000 hari pertama kehidupan yang dimulai dari masa kehamilan ibu hingga melahirkan balita yang berkontribusi menurunkan 30 persen stunting.

Kepala BKKBN Provinsi Jateng Wagino menambahkan untuk angka fetilitas total atau total fertility rate (TFR) Jateng turun dari 2,5 menjadi 2,3 sementara untuk penambahan peserta KB masih kurang, sehingga tahun ini akan fokus pada kegiatan promosi, konseling, dan komunikasi.


Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024