Solo (Antaranews Jateng) - Kinerja kredit bank perkreditan rakyat selama 2017 di wilayah Solo Raya, Jawa Tengah, positif karena terjadi kenaikan sebesar 13,12 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

"Berdasarkan catatan kami, hingga bulan Desember 2017 pencapaian kredit sebesar Rp4,65 triliun atau naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp4,11 triliun," kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Perwakilan Surakarta Laksono Dwionggo di Solo, Rabu.

Sedangkan untuk dana pihak ketiga (DPK), katanya, mengalami kenaikan sebesar 16,48 persen dari Rp3,96 triliun pada tahun 2016 menjadi Rp4,61 triliun pada tahun 2017.

"Peningkatan ini yang banyak terjadi terutama pada tabungan sebesar 17,82 persen yaitu dari Rp1,77 triliun menjadi Rp2,09 triliun. Sedangkan peningkatan deposito naik 15,40 persen yaitu dari Rp2,19 triliun menjadi Rp2,53 triliun," katanya.

Ada pun untuk rasio "nonperforming loan" (NPL) BPR per bulan Desember 2017, dikatakannya, sebesar 5,05 persen atau sedikit lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya 4,69 persen.

"Tetapi kalau dibandingkan dengan NPL tingkat Jateng, di Soloraya tergolong masih lebih baik karena kalau NPL BPR se-Jawa Tengah sebesar 6,39 persen," katanya.

Ia mengakui mengenai kenaikan NPL tersebut tidak lepas dari kondisi perekonomian dalam negeri pada tahun lalu yang berdampak pada kesulitan BPR untuk menyalurkan kredit ke nasabah.

"Meski demikian yang menarik adalah penggunaan modal kerja mendominasi total penyaluran kredit dari BPR ini," katanya.

Jenis penggunaan yang paling banyak adalah modal kerja 60,45 persen, konsumsi 33,01 persen, dan investasi 6,54 persen.

Pewarta : Aries Wasita Widi Astuti
Editor : Kliwon
Copyright © ANTARA 2024