Cilacap (Antaranews Jateng) - Pertamina Refinery Unit IV Cilacap menyerahkan bantuan tenaga listrik dengan menggunakan teknologi "Hybrid Energy One Pole" untuk warga Dusun Bondan, Desa Ujungalang yang berada di kawasan Segara Anakan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Bantuan tersebut secara resmi diserahkan secara simbolis oleh General Manager Pertamina RU IV Cilacap Dadi Sugiana kepada Wakil Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman di Dusun Bondan, Desa Ujungalang, Kecamatan Kampung Laut, Cilacap, Kamis.
Saat ditemui wartawan usai penyerahan bantuan, General Manager Pertamina RU IV Cilacap Dadi Sugiana mengatakan tenaga listrik teknologi HEOP yang dikembangkan di Dusun Bondan merupakan prototipe.
"Mudah-mudahan ini menjadi prototipe bagaimana kita sebagai perusahaan energi yang bertanggung jawab menyuplai energi ke seluruh Indonesia, ini (teknologi HEOP, red.) sebagai jawaban kita bisa menyuplai energi yang murah untuk masyarakat terluar, terpencil, dan terbelakang," katanya.
Ia mengharapkan dengan adanya penyaluran energi, masyarakat mempunyai kesempatan yang sama karena energi merupakan salah satu syarat agar bisa beraktivitas.
Sementara itu, Wakil Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman menyampaikan terima kasih atas bantuan tenaga listrik teknologi HEOP tersebut karena bisa memberikan penerangan bagi warga Dusun Bondan.
"Selama ini, Dusun Bondan belum teraliri listrik dari PLN karena perusahaan itu tidak mau berinvestasi tiangnya lantaran penduduknya masih jarang.
Bantuan teknologi HEOP tersebut bermula dari kegiatan inovasi teknologi yang diselenggarakan Pertamina RU IV Cilacap pada akhir tahun 2016.
Dalam hal ini, teknologi HEOP yang menggabungkan panel surya dan kincir angin yang menghasilkan listrik itu merupakan hasil inovasi salah satu pemenang lomba, yakni mahasiswa STT PLN Jakarta.
Selanjutnya teknologi tersebut diimplementasikan oleh Serikat Pekerja Patra Wijaya Kusuma (SP-PWK) Pertamina RU IV Cilacap dengan memilih Dusun Bondan sebagai lokasi proyek percontohan.
Dusun Bondan dipilih sebagai lokasi proyek karena aliran listrik dari PLN belum menjangkau daerah itu serta adanya ketersediaan energi surya dan angin, sehingga inovasi teknologi tersebut diyakini akan mampu menjawab kebutuhan listrik masyarakat setempat.
Pada awalnya, SP-PWK memasang satu instalasi HEOP dan berhasil menerangi tiga rumah, masjid, serta ruang pertemuan.
Oleh karena itu, Pertamina RU IV melanjutkan program tersebut dengan mengucurkan dana pertanggungjawaban sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) sekitar Rp281 juta untuk pengembangan teknologi HEOP di Dusun Bondan.
Saat ini, di Dusun Bondan telah terpasang 15 tiang listrik tenaga HEOP, masing-masing memenuhi penerangan untuk tiga hingga lima rumah yang lokasinya berdekatan dan hingga sekarang sudah ada 54 rumah yang memanfaatkan teknologi tersebut.
Sementara untuk rumah-rumah yang lokasinya berjauhan mendapatkan bantuan berupa panel surya untuk penerangan dan sampai sekarang terdapat 14 rumah yang menggunakan panel surya.
Salah seorang warga, Iyah (60) mengaku senang mendapat bantuan tenaga listrik teknologi HEOP karena daya tahan baterainya lebih lama jika dibandingkan menggunakan panel surya.
"Kalau pakai panel surya, kadang tengah malam sudah mati meskipun hanya digunakan untuk dua titik lampu. Tapi dengan adanya teknologi ini bisa sampai pagi," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan setiap rumah yang mendapat aliran listrik teknologi HEOP hanya mendapat jatah dua titik lampu sehingga belum bisa digunakan untuk menyalakan televisi.
Bantuan tersebut secara resmi diserahkan secara simbolis oleh General Manager Pertamina RU IV Cilacap Dadi Sugiana kepada Wakil Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman di Dusun Bondan, Desa Ujungalang, Kecamatan Kampung Laut, Cilacap, Kamis.
Saat ditemui wartawan usai penyerahan bantuan, General Manager Pertamina RU IV Cilacap Dadi Sugiana mengatakan tenaga listrik teknologi HEOP yang dikembangkan di Dusun Bondan merupakan prototipe.
"Mudah-mudahan ini menjadi prototipe bagaimana kita sebagai perusahaan energi yang bertanggung jawab menyuplai energi ke seluruh Indonesia, ini (teknologi HEOP, red.) sebagai jawaban kita bisa menyuplai energi yang murah untuk masyarakat terluar, terpencil, dan terbelakang," katanya.
Ia mengharapkan dengan adanya penyaluran energi, masyarakat mempunyai kesempatan yang sama karena energi merupakan salah satu syarat agar bisa beraktivitas.
Sementara itu, Wakil Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman menyampaikan terima kasih atas bantuan tenaga listrik teknologi HEOP tersebut karena bisa memberikan penerangan bagi warga Dusun Bondan.
"Selama ini, Dusun Bondan belum teraliri listrik dari PLN karena perusahaan itu tidak mau berinvestasi tiangnya lantaran penduduknya masih jarang.
Bantuan teknologi HEOP tersebut bermula dari kegiatan inovasi teknologi yang diselenggarakan Pertamina RU IV Cilacap pada akhir tahun 2016.
Dalam hal ini, teknologi HEOP yang menggabungkan panel surya dan kincir angin yang menghasilkan listrik itu merupakan hasil inovasi salah satu pemenang lomba, yakni mahasiswa STT PLN Jakarta.
Selanjutnya teknologi tersebut diimplementasikan oleh Serikat Pekerja Patra Wijaya Kusuma (SP-PWK) Pertamina RU IV Cilacap dengan memilih Dusun Bondan sebagai lokasi proyek percontohan.
Dusun Bondan dipilih sebagai lokasi proyek karena aliran listrik dari PLN belum menjangkau daerah itu serta adanya ketersediaan energi surya dan angin, sehingga inovasi teknologi tersebut diyakini akan mampu menjawab kebutuhan listrik masyarakat setempat.
Pada awalnya, SP-PWK memasang satu instalasi HEOP dan berhasil menerangi tiga rumah, masjid, serta ruang pertemuan.
Oleh karena itu, Pertamina RU IV melanjutkan program tersebut dengan mengucurkan dana pertanggungjawaban sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) sekitar Rp281 juta untuk pengembangan teknologi HEOP di Dusun Bondan.
Saat ini, di Dusun Bondan telah terpasang 15 tiang listrik tenaga HEOP, masing-masing memenuhi penerangan untuk tiga hingga lima rumah yang lokasinya berdekatan dan hingga sekarang sudah ada 54 rumah yang memanfaatkan teknologi tersebut.
Sementara untuk rumah-rumah yang lokasinya berjauhan mendapatkan bantuan berupa panel surya untuk penerangan dan sampai sekarang terdapat 14 rumah yang menggunakan panel surya.
Salah seorang warga, Iyah (60) mengaku senang mendapat bantuan tenaga listrik teknologi HEOP karena daya tahan baterainya lebih lama jika dibandingkan menggunakan panel surya.
"Kalau pakai panel surya, kadang tengah malam sudah mati meskipun hanya digunakan untuk dua titik lampu. Tapi dengan adanya teknologi ini bisa sampai pagi," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan setiap rumah yang mendapat aliran listrik teknologi HEOP hanya mendapat jatah dua titik lampu sehingga belum bisa digunakan untuk menyalakan televisi.