Ungaran, ANTARA JATENG - Bisnis kaligrafi atau seni menulis ayat suci Al Quran yang dirintis Thowaf (47), perajin dari kawasan Bandungan, Kabupaten Semarang, mampu menembus pasar luar Jawa.
"Saya sering melayani pesanan dari Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi," kata Thowaf saat ditemui di kediaman, sekaligus bengkel kerjanya di Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu.
Bahkan, bapak tiga anak itu beberapa kali mendapatkan undangan dari luar negeri untuk berpartisipasi dalam pameran tingkat nasional, tetapi tidak bisa diikutinya karena keterbatasan biaya.
Menurut dia, jenis kerajinan kaligrafi dibuat dalam berbagai produk, seperti jam dinding, hiasan dinding bertuliskan ayat suci Al Quran, ayat kursi, serta tulisan lafaz Allah SWT dan Muhammad SAW.
"Ya, pesanan sekitar Semarang yang paling banyak. Dari luar Jawa juga banyak. Namun, kalau luar Jawa biasanya pesan dalam jumlah banyak agar sebanding dengan ongkos kirim yang cukup mahal," katanya.
Ia mengatakan konsumennya tidak hanya bersifat pribadi, tetapi terkadang juga pedagang yang memesan dalam jumlah banyak di atas lima kaligrafi karena ongkos kirim ke luar Jawa tidak murah.
Untuk harga, ia menyebutkan cukup bervariasi bergantung tingkat kesulitannya, tetapi rata-rata di kisaran Rp750 ribu hingga Rp2 juta yang dinilainya sebanding dengan keindahan seni tersebut.
Dalam satu hari penuh, Thowaf bisa menyelesaikan dua kaligrafi karena selama ini tidak mempekerjakan karyawan, melainkan hanya dibantu sang istri, serta kedua anaknya yang sudah dewasa.
Hanya saja, diakuinya, ketika pesanan kaligrafi membeludak biasanya mengajak dua saudaranya yang tinggal tidak jauh dari rumahnya untuk membantu menggarap dan menyelesaikan pesanan.
Meski sibuk melayani pesanan kaligrafi, baik dari dalam maupun luar kota, pria ramah itu tetap menyempatkan mengajar mengaji anak-anak di sekitar rumahnya pada sore hari.
Mereka menyediakan sebuah ruangan kecil yang berada di belakang rumah untuk tempat anak-anak sekitar belajar mengaji.
"Saya sering melayani pesanan dari Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi," kata Thowaf saat ditemui di kediaman, sekaligus bengkel kerjanya di Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu.
Bahkan, bapak tiga anak itu beberapa kali mendapatkan undangan dari luar negeri untuk berpartisipasi dalam pameran tingkat nasional, tetapi tidak bisa diikutinya karena keterbatasan biaya.
Menurut dia, jenis kerajinan kaligrafi dibuat dalam berbagai produk, seperti jam dinding, hiasan dinding bertuliskan ayat suci Al Quran, ayat kursi, serta tulisan lafaz Allah SWT dan Muhammad SAW.
"Ya, pesanan sekitar Semarang yang paling banyak. Dari luar Jawa juga banyak. Namun, kalau luar Jawa biasanya pesan dalam jumlah banyak agar sebanding dengan ongkos kirim yang cukup mahal," katanya.
Ia mengatakan konsumennya tidak hanya bersifat pribadi, tetapi terkadang juga pedagang yang memesan dalam jumlah banyak di atas lima kaligrafi karena ongkos kirim ke luar Jawa tidak murah.
Untuk harga, ia menyebutkan cukup bervariasi bergantung tingkat kesulitannya, tetapi rata-rata di kisaran Rp750 ribu hingga Rp2 juta yang dinilainya sebanding dengan keindahan seni tersebut.
Dalam satu hari penuh, Thowaf bisa menyelesaikan dua kaligrafi karena selama ini tidak mempekerjakan karyawan, melainkan hanya dibantu sang istri, serta kedua anaknya yang sudah dewasa.
Hanya saja, diakuinya, ketika pesanan kaligrafi membeludak biasanya mengajak dua saudaranya yang tinggal tidak jauh dari rumahnya untuk membantu menggarap dan menyelesaikan pesanan.
Meski sibuk melayani pesanan kaligrafi, baik dari dalam maupun luar kota, pria ramah itu tetap menyempatkan mengajar mengaji anak-anak di sekitar rumahnya pada sore hari.
Mereka menyediakan sebuah ruangan kecil yang berada di belakang rumah untuk tempat anak-anak sekitar belajar mengaji.