Purwokerto, ANTARA JATENG - Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Jawa Tengah, untuk pertama kalinya memberikan beasiswa pendidikan bagi mahasiswa asing yang akan menempuh program pascasarjana, kata Direktur International Relation Office (IRO) Unsoed Suprayogi, Ph.D.
"Saat ini ada sembilan mahasiswa dari luar negeri yang mendapat beasiswa dari Unsoed. Seharusnya ada 11 mahasiswa tetapi yang dua orang masih punya kendala administrasi," katanya di Gedung IRO Unsoed, Purwokerto, Senin.
Ia mengatakan delapan dari sembilan mahasiswa asing itu berasal dari Sudan, sedangkan satu orang lainnya dari Thailand dan seluruhnya akan menempuh program doktoral (S3).
Menurut dia, beasiswa tersebut di antaranya berupa biaya hidup selama satu bulan sebesar Rp2 juta per bulan, asuransi kesehatan, biaya tempat tinggal dan biaya buku.
"Nanti pada saat mereka sampai waktunya melakukan penelitian, dosen pembimbingnya akan diberi hibah penelitian. Jadi diharapkan mahasiswanya itu saat melakukan penelitian tidak kesulitan biaya," katanya.
Ia mengatakan dana untuk keperluan tersebut diambilkan dari dana badan layanan umum (BLU) Unsoed.
Menurut dia, program beasiswa tersebut sebenarnya terbuka untuk semua program studi yang ada di Unsoed.
"Namun kebetulan yang mendaftar untuk tahun ini masuknya ke S3 Peternakan, S3 Biologi, S3 Ekonomi, dan S3 Pertanian," katanya.
Suprayogi mengatakan, tujuan dari pemberian beasiswa itu dalam rangka memromosikan Unsoed Purwokerto.
"Unsoed ingin sekali suatu saat mempunyai duta-duta, alumni di beberapa negara. Kenapa S3 walaupun kami punya S2, karena diharapkan jenjang S3 ini rata-rata sudah bekerja sehingga begitu mereka lulus sudah dekat sekali jaraknya untuk jadi `orang` di negaranya," katanya.
Menurut dia, hal itu akan menjadi duta yang luar biasa bagi Unsoed Purwokerto.
Sementara itu, Direktur Program Pascasarjana Unsoed Prof. Totok Agung Dwi Haryanto mengatakan salah satu penilaian dari akreditasi perguruan tinggi adalah jumlah mahasiswa asing.
"Dengan demikian, di samping mencetak alumni-alumni yang menjadi duta di seluruh dunia, juga membantu akreditasi institusi maupun akreditasi program studi," katanya.
Menurut dia, alumni internasional merupakan promosi yang paling efektif.
Dalam hal ini, dia mencontohkan Direktur IRO Unsoed Suprayogi, Ph.D. yang merupakan alumni salah satu universitas di Kanada.
"Seperti Pak Yogi adalah alumni Kanada, ketika ditanam di sini `saya ini adalah duta dari universitas saya di Kanada`. Saya alumni Jepang juga begitu," katanya.
Karena itu, kata dia, sudah lama negara-negara maju mengundang putra-putra negara berkembang atau negara maju yang lain untuk datang dan dibiayai penuh oleh mereka.
Berdasarkan data, jumlah mahasiswa asing yang sedang menempuh pendidikan di Unsoed Purwokerto melalui berbagai program sekitar 50 orang.
"Saat ini ada sembilan mahasiswa dari luar negeri yang mendapat beasiswa dari Unsoed. Seharusnya ada 11 mahasiswa tetapi yang dua orang masih punya kendala administrasi," katanya di Gedung IRO Unsoed, Purwokerto, Senin.
Ia mengatakan delapan dari sembilan mahasiswa asing itu berasal dari Sudan, sedangkan satu orang lainnya dari Thailand dan seluruhnya akan menempuh program doktoral (S3).
Menurut dia, beasiswa tersebut di antaranya berupa biaya hidup selama satu bulan sebesar Rp2 juta per bulan, asuransi kesehatan, biaya tempat tinggal dan biaya buku.
"Nanti pada saat mereka sampai waktunya melakukan penelitian, dosen pembimbingnya akan diberi hibah penelitian. Jadi diharapkan mahasiswanya itu saat melakukan penelitian tidak kesulitan biaya," katanya.
Ia mengatakan dana untuk keperluan tersebut diambilkan dari dana badan layanan umum (BLU) Unsoed.
Menurut dia, program beasiswa tersebut sebenarnya terbuka untuk semua program studi yang ada di Unsoed.
"Namun kebetulan yang mendaftar untuk tahun ini masuknya ke S3 Peternakan, S3 Biologi, S3 Ekonomi, dan S3 Pertanian," katanya.
Suprayogi mengatakan, tujuan dari pemberian beasiswa itu dalam rangka memromosikan Unsoed Purwokerto.
"Unsoed ingin sekali suatu saat mempunyai duta-duta, alumni di beberapa negara. Kenapa S3 walaupun kami punya S2, karena diharapkan jenjang S3 ini rata-rata sudah bekerja sehingga begitu mereka lulus sudah dekat sekali jaraknya untuk jadi `orang` di negaranya," katanya.
Menurut dia, hal itu akan menjadi duta yang luar biasa bagi Unsoed Purwokerto.
Sementara itu, Direktur Program Pascasarjana Unsoed Prof. Totok Agung Dwi Haryanto mengatakan salah satu penilaian dari akreditasi perguruan tinggi adalah jumlah mahasiswa asing.
"Dengan demikian, di samping mencetak alumni-alumni yang menjadi duta di seluruh dunia, juga membantu akreditasi institusi maupun akreditasi program studi," katanya.
Menurut dia, alumni internasional merupakan promosi yang paling efektif.
Dalam hal ini, dia mencontohkan Direktur IRO Unsoed Suprayogi, Ph.D. yang merupakan alumni salah satu universitas di Kanada.
"Seperti Pak Yogi adalah alumni Kanada, ketika ditanam di sini `saya ini adalah duta dari universitas saya di Kanada`. Saya alumni Jepang juga begitu," katanya.
Karena itu, kata dia, sudah lama negara-negara maju mengundang putra-putra negara berkembang atau negara maju yang lain untuk datang dan dibiayai penuh oleh mereka.
Berdasarkan data, jumlah mahasiswa asing yang sedang menempuh pendidikan di Unsoed Purwokerto melalui berbagai program sekitar 50 orang.