Kudus, ANTARA JATENG - Harga jual kerbau di tingkat peternak di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kini mengalami kenaikan secara bervariasi, menyusul tingginya peminat hewan ternak tersebut untuk dijadikan hewan kurban.

Soleh, salah seorang peternak kerbau asal Desa Pasuruhan Lor, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Sabtu, mengaku, satu ekor kerbaunya baru saja laku dengan harga Rp20,4 juta.

Menurut dia, harga jual sebesar itu tergolong mahal, karena pada hari-har biasa yang tidak bertepatan dengan Hari Raya Iduladha harga jualnya diperkirakan hanya berkisar Rp17 juta.

Ia mengakui, sengaja menjual pada momentum Hari Raya Iduladha karena harga jualnya memang cukup tinggi.

"Saat ini masih ada satu ekor kerbau yang belum laku," ujarnya.

Harga jual kerbau yang ditawarkan, kata dia, sebesar Rp20 juta, jika dijual pada hari biasa tentunya tidak laku karena biasanya harga jualnya hanya berkisar Rp16 jutaan.

Meskipun harga jual kerbau saat ini melonjak, tidak semua peternak memanfaatkannya untuk menjual kerbaunya.

Naskan, peternak kerbau lainnya mengakui, hingga kini belum berniat menjual kerbaunya.

Jumlah kerbau yang dimiliki saat ini, kata dia, sebanyak 11 ekor kerbau, lima di antaranya merupakan pejantan, satu anakan dan selebihnya merupakan indukan.

Harga satu ekor kerbau miliknya, kata dia, memang bisa laku hingga Rp22 juta per ekornya, dibanding sebelumnya hanya laku dengan harga berkisar Rp15 juta hingga Rp17 jutaan per ekor.

Kondisi berbeda justru terjadi pada hewan ternak sapi karena hingga saat ini harga jualnya masih cenderung stabil.

Yogabirowo, salah seorang pedagang sapi asal Kecamatan Jati mengakui, transaksi sapi di pasar hewan justru sedang lesu, karena saat ini banyak pemain baru yang ikut menjual sapi pada momen Iduladha.

Akibatnya, kata dia, harga jual sapi di pasar hewan belum ada kenaikan, karena untuk sapi jawa dijual dengan harga berkisar Rp16 juta hingga Rp18 juta per ekornya.

Sementara sapi pegon, kata dia, harga jualnya bisa mencapai Rp24 juta yang disesuaikan dengan berat dan usianya.

Transaksi penjualan di pasar hewan, kata dia, hanya berkisar dua hingga tiga ekor saja, sehingga untungnya tidak banyak karena biaya transportasinya juga tinggi.

Untuk saat ini, dia mengaku, hanya mengandalkan transaksi di rumah, karena pembeli banyak yang berdatangan ke rumah untuk dijadikan hewan kurban.

Pewarta : Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor :
Copyright © ANTARA 2024