New York, ANTARA JATENG - Komisi Perdagangan Federal (Federal
Commission Trade) di Amerika Serikat menerima keluhan dari kelompok yang
meminta penyelidikan penuh terhadap skema iklan Google yang mencocokkan
penelusuran dalam jaringan dengan apa yang mereka beli di toko secara
luar jaringan.
Electronic Privacy Information
Center, yang melayangkan surat protes ke FTC, menduga Google melacak
data dari kartu kredit untuk menemukan hubungan browsing dengan belanja,
tapi, tidak memberikan informasi dengan jelas bagaimana sistem mereka
bekerja, seperti diberitakan laman Slate.
Protes
itu secara spesifik menyebut program iklan Google yang diluncurkan Mei
lalu diduga bergantung pada data kartu kredit untuk mencocokkan apa yang
dicari di internet ketika masuk ke layanan Google.
Kemampuan
menghubungkan iklan online dengan belanja di toko sering disebut dengan
“cawan suci†periklanan, menurut profesor di New School, David Carroll,
yang mempelajari industri pelacakan data.
Google
menyatakan tidak bisa memberi tahu bekerja sama dengan perusahaan mana
untuk mengetahui data belanja offline karena kontrak kerahasiaan yang
telah terjalin.
Tapi, menurut Google, tidak
perlu khawatir informasi akan bocor karena mereka tidak mengetahui apa
yang sebetulnya dibeli individu, baik produk maupun jumlah.