Temanggung, ANTARA JATENG - Pelayanan rehabilitasi sosial di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita (BBRSBG) Kartini Temanggung, Jawa Tengah, perlu partisipasi orang tua penerima manfaat, kata Kepala BBRSBG Kartini Temanggung Murhardjani.

"Pelayanan rehabilitasi sosial tidak akan berhasil bila tidak ada kepedulian atau partisipasi orang tua penerima manfaat," katanya pada pertemuan Persatuan Orang Tua (POT) penerima manfaat BBRSBG Kartini di Temanggung, Selasa.

Ia mengatakan di Kementerian Sosial ada kebijakan bahwa anak-anak penerima manfaat atau anak-anak yang ada di dalam keluarga memiliki hak untuk mendapat perawatan dan asuhan dari para orang tua.

"Jadi mereka berhak untuk mendapatkan kasih sayang dan asuhan walaupun saat ini anak-anak penerima manfaat berada di BBRSBG Temanggung, tetapi tidak selamanya," katanya.

Sesuai aturan dari Menteri Soisal, katanya, anak-anak yang berada di panti itu antara tiga hingga 36 bulan sehingga tidak selama-lamanya. Untuk penyandang disabilitas intelektual termasuk dapat waktu yang tertinggi.

"Putra-putri bapak ibu kami berikan layanan rehabilitasi sosial selama rata-rata 36 bulan atau tiga tahun," katanya.

Ia menuturkan kalau di panti rehabilitasi yang lain, misalnya di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Surakarta hanya satu tahun, kalau di tempat itu karena ada catatan intelektual, disabilitas intelektual tenggang waktunya tiga tahun.

"Harapan kami setelah tiga tahun sesuai dengan visi dan misi BBRSBG Kartini Temanggung yaitu mengantar menuju kemandirian, harapan kami setelah mereka kembali ke pangkuan bapak ibu dalam asuhan perawatan maupun yang paling penting perlindungan bapak ibu, mereka bisa mandiri," katanya.

Oleh karena itu, katanya, mungkin pelayanan di panti rehabilitasi di tempat itu agak berbeda dengan yang lain.

Orang tua penerima manfaat disilakan secara rutin menengok anak-anaknya, kemudian selain itu orang tua juga diundang untuk mengikuti atau mempelajari beberapa keterampilan.

"Hal ini dilakukan karena anak-anak tidak bisa dilepas, tetap harus lebih banyak didampingi. Kalau mereka berada di sini didampingi oleh para pembimbing, nanti kalau mereka sudah berada di rumah tugas orang tua. Mau tidak mau, menjadi tanggung jawab sepenuhnya bapak ibu. Oleh karena itu saya apresiasi sekali dengan adanya POT ini," katanya.

Ia menuturkan POT menjembatani kegiatan-kegiatan, khususnya setelah anak-anak kembali ke rumah masing-masing.

Pada pertemuan POT tersebut juga ada konsultasi, motivasi sesaui dengan kebutuhan dari setiap penerima manfaat dan kebutuhan orang tua.

"Kegiatan ini merupakan panggilan orang tua untuk mendukung layanan rehabilitasi di BBRSBG Temanggung. Orang Tua jangan segan-segan saling bertanya, jangan segan-segan untuk `sharing` dengan bapak ibu yang lain," katanya.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor :
Copyright © ANTARA 2024