Kupang, ANTARA JATENG - Partai Gerindra Nusa Tenggara Timur tetap
mengusung mantan Wakil Gubernur NTT Esthon Foenay dan Chris Rotok dari
Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai pasangan calon gubernur dan wakil
gubernur dalam menghadapi Pilgub NTT pada 2018.
"Kami hanya akan mengusung Esthon-Chris sebagai kandidat dalam menghadapi pilgub 2018 mendatang," kata Sekretaris DPD Partai Gerindra NTT Gabriel Beri Bina kepada wartawan di Kupang, Sabtu.
Kondisi inilah, kata Beri Bina, membuat Partai Gerindra belum membuka pendaftaran bakal calon gubernur dan wakil gubernur NTT dalam pemilihan kepala daerah 2018 mendatang.
Koalisi Partai Gerindra dan PAN, menurut dia, sudah sangat tepat, dan paket yang disodorkan ke gelanggang politik 2018 ini, sudah final dan tidak bisa diganggu gugat lagi.
"Dokumen koalisi kedua partai ini sudah kami serahkan ke pihak PAN. Dan kami menyakini ini akan berhasil karena melihat dari kesuksesan koalisi kami yang sudah terjadi tahun-tahun sebelumnya dan sukses," ujarnya.
Keyakinannnya itu, menurut Beri Bina, dilihat dari koalisi saat pilkada bupati dan wali kota pada 2017, dimana koalisi Gerindra-PAN berhasil menang di tiga kabupaten dari empat kabupaten/kota yang menyelenggarakan Pilkada.
Hingga saat ini untuk menjaring lebih banyak partai koalisi pihaknya telah bersurat ke sejumlah partai untuk mengajak bergabung dan berkoalisi dalam Pilgub 2018 nanti.
Sejumlah partai tersebut adalah partai Demokrat, PKPI, PKS, Nasdem dan juga Perindo. Dan ia optimis bahwa pada Pilkada 2018 nanti pihaknya akan menang.
Sementara itu, Ketua Desk Pilkada PDI Perjuangan Nusa Tenggara Timur Yunus Takandewa mengatakan penentuan bakal calon bupati (bacabup) yang akan diusung dalam pilkada serentak 2018 di sepuluh kabupaten akan dilakukan melalui mekanisme survei.
"Survei akan dilakukan secara terpisah dengan survei bakal calon gubernur karena PDI Perjuangan ini membaca secara detail dan mendalam elektabilitas para calon agar mendapat gambaran yang lebih jelas," katanya.
Mengenai koalisi, anggota Komisi V DPRD NTT itu mengatakan DPD PDI Perjuangan sudah mengarahkan seluruh pengurus di tingkat kabupaten untuk membangun komunikasi politik dengan parta-partai di masing-masing kabupaten.
Namun, komunikasi politik tetap memperhatikan peta dan analisa politik lokal, peluang dan strategi serta jam terbang para calon dalam menangkap aspirasi arus bawah.
Pada tahun 2018, di provinsi berbasis kepulauan itu akan menggelar pilkada serentak di sepuluh kabupaten, termasuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur NTT.
Ke-sepuluh kabupaten yang akan menggelar pilkada bersamaan dengan pemilihan gubernur dan wakil gubernur itu adalah Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Sikka, Alor, Ende, Manggarai Timur, Nagekeo, Sumba Tengah, Sumba Barat Daya, dan Rote Ndao.
"Kami hanya akan mengusung Esthon-Chris sebagai kandidat dalam menghadapi pilgub 2018 mendatang," kata Sekretaris DPD Partai Gerindra NTT Gabriel Beri Bina kepada wartawan di Kupang, Sabtu.
Kondisi inilah, kata Beri Bina, membuat Partai Gerindra belum membuka pendaftaran bakal calon gubernur dan wakil gubernur NTT dalam pemilihan kepala daerah 2018 mendatang.
Koalisi Partai Gerindra dan PAN, menurut dia, sudah sangat tepat, dan paket yang disodorkan ke gelanggang politik 2018 ini, sudah final dan tidak bisa diganggu gugat lagi.
"Dokumen koalisi kedua partai ini sudah kami serahkan ke pihak PAN. Dan kami menyakini ini akan berhasil karena melihat dari kesuksesan koalisi kami yang sudah terjadi tahun-tahun sebelumnya dan sukses," ujarnya.
Keyakinannnya itu, menurut Beri Bina, dilihat dari koalisi saat pilkada bupati dan wali kota pada 2017, dimana koalisi Gerindra-PAN berhasil menang di tiga kabupaten dari empat kabupaten/kota yang menyelenggarakan Pilkada.
Hingga saat ini untuk menjaring lebih banyak partai koalisi pihaknya telah bersurat ke sejumlah partai untuk mengajak bergabung dan berkoalisi dalam Pilgub 2018 nanti.
Sejumlah partai tersebut adalah partai Demokrat, PKPI, PKS, Nasdem dan juga Perindo. Dan ia optimis bahwa pada Pilkada 2018 nanti pihaknya akan menang.
Sementara itu, Ketua Desk Pilkada PDI Perjuangan Nusa Tenggara Timur Yunus Takandewa mengatakan penentuan bakal calon bupati (bacabup) yang akan diusung dalam pilkada serentak 2018 di sepuluh kabupaten akan dilakukan melalui mekanisme survei.
"Survei akan dilakukan secara terpisah dengan survei bakal calon gubernur karena PDI Perjuangan ini membaca secara detail dan mendalam elektabilitas para calon agar mendapat gambaran yang lebih jelas," katanya.
Mengenai koalisi, anggota Komisi V DPRD NTT itu mengatakan DPD PDI Perjuangan sudah mengarahkan seluruh pengurus di tingkat kabupaten untuk membangun komunikasi politik dengan parta-partai di masing-masing kabupaten.
Namun, komunikasi politik tetap memperhatikan peta dan analisa politik lokal, peluang dan strategi serta jam terbang para calon dalam menangkap aspirasi arus bawah.
Pada tahun 2018, di provinsi berbasis kepulauan itu akan menggelar pilkada serentak di sepuluh kabupaten, termasuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur NTT.
Ke-sepuluh kabupaten yang akan menggelar pilkada bersamaan dengan pemilihan gubernur dan wakil gubernur itu adalah Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Sikka, Alor, Ende, Manggarai Timur, Nagekeo, Sumba Tengah, Sumba Barat Daya, dan Rote Ndao.