Semarang, ANTARA JATENG - Kementerian Perhubungan menyayangkan terus bertambahnya perlintasan sebidang kereta api (KA) yang dibuka oleh masyarakat tanpa izin alias liar.

"Perlintasan sebidang ini nambah terus," kata Direktur Keselamatan Perkeretaapian, Ditjen Perkeretaapian, Kemenhub, Edi Nursalam di Stasiun Tawang Semarang, Senin malam.

Hal itu diungkapkannya di sela pemantauan kesiapan jalur lintas kereta api (KA) menghadapi masa angkutan Lebaran 2017 bersama dengan jajaran pimpinan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Saking banyak masyarakat yang membuka perlintasan sebidang tanpa izin, lanjut dia, seringkali keberadaan perlintasan-perlintasan liar yang baru dibuka tidak terpantau.

"Ini enggak terpantau karena dibangun masyarakat tanpa izin. Jadi, masyarakat membangun sendiri. Pemerintah daerah pun enggak tahu, makanya pemda pun enggak mau ngurus," katanya.

Edi menegaskan pembukaan perlintasan sebidang harus mendapatkan izin dari Menteri Perhubungan dan jika tidak ada izin maka perlintasan sebidang tersebut wajib ditutup.

Penutupan perlintasan-perlintasan sebidang yang rawan kecelakaan, kata dia, sudah dimulai sejak akhir 2016 meski sementara ini baru dimulai di sekitar kawasan DKI Jakarta.

"Jumlahnya (perlintasan sebidang liar, red.) banyak sekali. Hampir 6.000 titik di seluruh Indonesia. Banyak sekali masyarakat yang membuat sendiri makanya kami sulit memantau," katanya.

Namun, kata dia, Kemenhub berkoordinasi dengan pemda terus menyisir perlintasan-perlintasan sebidang yang liar, terutama yang selama ini rawan menyebabkan kecelakaan.

"Prioritas kami, sementara ini perlintasan yang sudah ada underpass atau fly over. Yang lain, baru kami sisir satu per satu, terutama yang rawan terjadi kecelakaan," katanya.

Tidak adanya jalur alternatif, diakuinya, membuat sulit untuk melakukan penutupan perlintasan sebidang karena selama ini sudah digunakan untuk akses masyarakat sekitar.

Oleh karena itu, Edi mengimbau masyarakat untuk tidak sembarangan membuka jalur perlintasan sebidang atau perpotongan langsung dengan jalur KA karena sangat membahayakan.

Sementara itu, Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro yang juga melakukan pantauan prihatin sering terjadinya kecelakaan di perlintasan sebidang, seperti di Grobogan, Sabtu (20/5) lalu, yang menewaskan empat orang.

"Kami mengharapkan tidak terjadi lagi. Kami turut berbela sungkawa. Kami sudah berkoordinasi dengan Ditjen Perkeretaapian untuk secara bertahap, satu persatu mencari solusi," pungkasnya.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor :
Copyright © ANTARA 2024