Semarang, 20/4 (Antara) - Rektor Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang Prof. Edi Noersasongko dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang ilmu technopreneur manajemen.

Prosesi pengukuhan dilakukan dalam sidang senat terbuka di Grand Rama Convention Centre Hall Hotel Patrajasa Semarang, Kamis, dipimpin Ketua Senat Udinus Prof Supriadi Rustad.

Selain anggota senat Udinus, hadir pula anggota senat kehormatan yang terdiri dari para rektor universitas terkemuka, antara lain dari Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB).

Kemudian, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Universitas Gunadharma, dan Binus.

Prof Edi menyampaikan pidato pengukuhan berjudul "Pendidikan Technopreneurship dari Udinus untuk Indonesia" yang menyoroti banyaknya industri besar yang terpuruk karena perubahan teknologi dan perilaku konsumtif manusia.

"Beberapa industri kini mulai bergeser ke `online`, seperti surat kabar, perbankan, hingga transportasi. Sebagai agen perubahan, semestinya komunitas perguruan tinggi berperan," katanya.

Artinya, kata dia, komunitas perguruan tinggi harus berada di jajaran terdepan untuk menciptakan dan mengantisipasi segala perubahan yang terjadi, salah satunya meletakkan dasar kewirausahaan di bangku kuliah.

"Peletakan dasar kewirausahaan ini tidak hanya menjalankan tridharma perguruan tinggi, namun juga membuat para lulusan nanti dapat menciptakan lapangan pekerjaan," katanya.

Kewirausahaan pula yang dilakoni Edi yang memulai dengan membuka sebuah lembaga kursus komputer yang kini berkembang menjadi universitas besar yang dipimpinnya, yakni Udinus Semarang.

Udinus, kata dia, telah meletakkan kurikulum "entrepreneurship" dan "technopreneur", yakni penggunaan teknologi untuk kewirausahaan sejak belasan tahun lalu sebagai mata kuliah.

"Dua ilmu itu dimasukkan sebagai mata kuliah. Seiring berkembangnya Udinus, prestasi yang diraih juga kian banyak, baik dari mahasiswa, dosen, alumni, maupun institusi," katanya.

Pendidikan "technopreneurship" di perguruan tinggi yang diselaraskan kurikulum dan kegiatan kreatif dan inovatif, diyakini Edi, bisa melahirkan banyak "technopreneur" andal yang bersaing secara global.

Edi merupakan profesor pertama yang dikukuhkan Udinus, dan menambah deretan guru besar di perguruan tinggi yang sebelumnya sudah memiliki tiga profesor itu.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor :
Copyright © ANTARA 2024