Jakarta, ANTARA JATENG - Pengamat media sosial Nukman Luthfie memperkirakan keriuhan di media sosial mengenai berita palsu alias hoax akan bertambah seiring dengan Pilkada DKI yang akan diadakan dua putaran.
"Yang jelas, tinggal dua, pertempuran makin seru," kata Nukman dan menambahkan tidak mengetahui seberapa besar peningkatannya, saat ditemui di Jakarta, Kamis.
Perkiraannya itu didasari pemilihan presiden 2014 lalu, saat Prabowo Subianto dan Joko Widodo memperebutkan kursi RI 1.
"Publik terbelah," kata dia.
Penyebaran hoax, lanjut dia, tidak ada kaitannya dengan Pilkada yang berlangsung dua putaran. Tetapi, ia membenarkan penyebaran hoax memang meningkat pesat saat momentum Pilkada 2017.
"(Hoax) Tidak akan hilang karena di mana-mana, black campaign selalu dipakai untuk kampanye," kata dia.
Media sosial, selama periode kampanye Pilkada DKI 2017, kerap menjadi wadah untuk menyebarkan berita yang belum tentu benar terkait dengan tiga pasangan calon yang maju.
"Yang jelas, tinggal dua, pertempuran makin seru," kata Nukman dan menambahkan tidak mengetahui seberapa besar peningkatannya, saat ditemui di Jakarta, Kamis.
Perkiraannya itu didasari pemilihan presiden 2014 lalu, saat Prabowo Subianto dan Joko Widodo memperebutkan kursi RI 1.
"Publik terbelah," kata dia.
Penyebaran hoax, lanjut dia, tidak ada kaitannya dengan Pilkada yang berlangsung dua putaran. Tetapi, ia membenarkan penyebaran hoax memang meningkat pesat saat momentum Pilkada 2017.
"(Hoax) Tidak akan hilang karena di mana-mana, black campaign selalu dipakai untuk kampanye," kata dia.
Media sosial, selama periode kampanye Pilkada DKI 2017, kerap menjadi wadah untuk menyebarkan berita yang belum tentu benar terkait dengan tiga pasangan calon yang maju.