Semarang, Antara Jateng - Dinas Perdagangan Kota Semarang, Jawa Tengah, segera mengembalikan Pasar Bulu sebagai salah satu ikon kota itu dengan berbagai langkah.

"Kami akan kembangkan potensi-potensi yang ada agar Pasar Bulu Semarang bisa kembali ramai seperti dulu," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto di Semarang, Jumat.

Pasar Bulu sebenarnya sudah selesai direvitalisasi beberapa tahun lalu, namun pascarevitalisasi justru tidak optimal karena banyak pedagang yang enggan menempati lapak-lapak yang ada.

Bahkan, lantai tiga bangunan baru pasar itu juga masih sepi aktivitas perdagangan karena masih jarang pedagang, padahal sudah disiapkan eskalator untuk naik ke lantai atas.

Maka dari itu, Dinas Perdagangan yang sekarang diserahi mengelola pasar tradisional akan mengoptimalkan potensi yang ada, termasuk Pasar Bulu yang berada di kawasan tengah kota.

Rencananya, kata Fajar, selasar Pasar Bulu "disulap" sebagai sentra kuliner khusus malam hari sehingga akan semakin melengkapi referensi destinasi wisata yang layak dikunjungi.

"Namun, kami akan tata secara baik. Jadi, sistemnya (PKL kuliner, red.) hanya buka mulai sore hingga malam hari. Setelah itu, harus dibongkar sehingga tidak permanen," katanya.

Ia juga mengatakan sudah berkomunikasi dengan salah satu investor yang akan membangun kedai kopi di Pasar Bulu Semarang yang dijadwalkan mulai beroperasi Februari 2016.

"Ya, tujuannya agar Pasar Bulu yang selama ini dianggap sepi bisa kembali ramai dan menjadi tempat 'jujugan' masyarakat atau wisatawan yang ingin bersantai di malam hari," katanya.

Apalagi, kata dia, saat ini sudah ada kafe serupa di Museum Mandala Bhakti, persis di samping Pasar Bulu yang buktinya juga ramai sehingga wisatawan punya alternatif destinasi.

"(Revitalisasi, red.) Pasar Bulu ini kan sudah menelan hampir Rp70 miliar. Jangan sampai kondisinya malah sepi. Untuk lantai tiga, kami akan minta seluruhnya segera diisi," katanya.

Yang jelas, Fajar berkomitmen mengembalikan peran Pasar Bulu sebagai salah satu ikon Kota Semarang karena tujuan pasar itu direvitalisasi tentunya untuk menjadikannya lebih optimal.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024