Ungaran, Antara Jateng - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk mendorong pemanfaatan eceng gondok yang banyak terdapat di Danau Rawa Pening, Kabupaten Semarang, menjadi sumber energi alternatif.
"Danau Rawa Pening sekarang ini kan penuh dengan eceng gondok yang dianggap sebagai tumbuhan pengganggu lingkungan perairan," kata Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat di Ungaran, Kabupaten Semarang, Senin.
Hal itu diungkapkannya saat peluncuran program Pembangunan Pariwisata Kabupaten Semarang dengan Menyelamatkan Sumber Air Danau Rawa Pening di Agrowisata pabrik PT Sido Muncul, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Melalui kegiatan CSR (corporate social responsibility), Sido Muncul melakukan penelitian pemanfaatan tumbuhan eceng gondok menjadi sumber energi baru padat berbentuk "pellet" pengganti minyak dan gas.
"Selama lima tahun ini, kebutuhan energi (bahan bakar) memakai limbah jamu 50 persen dan gas 50 persen. 'Wood pellet' diolah dari ampas limbah padat jamu. Ternyata, dari eceng gondok juga bisa," katanya.
Meski demikian, Irwan mengakui perlunya dukungan dari pemerintah dan berbagai pihak untuk mendorong masyarakat sekitar Danau Rawa Pening mampu memproduksi eceng gondok menjadi "pellet" bahan bakar.
Jadi, kata dia, warga yang tinggal di sekitar danau yang terkenal dengan legenda Baruklinting itu bisa memproduksi "pellet" eceng gondok yang nantinya akan dibeli oleh kalangan industri.
"Pemanfaatan eceng gondok untuk 'pellet' bahan bakar ini diharapkan mampu mengurangi pertumbuhan tanaman itu, khususnya di Danau Rawa Pening, karena menjadi sumber energi baru yang bermanfaat," katanya.
Bupati Semarang Mundjirin menjelaskan Danau Rawa Pening dulu kedalamannya mencapai 15 meter, namun sekarang ini pendangkalannya sudah mencapai 10 meter yang diperparah dengan keberadaan eceng gondok.
"Dulu, ini (eceng gondok) pernah diambil untuk jadi pupuk jamu di kawasan Dieng. Namun, sudah tidak lagi. Setidaknya ada empat kecamatan yang melingkupi kawasan Danau Rawa Pening," katanya.
Dengan partisipasi Sido Muncul membantu membersihkan Danau Rawa Pening, Mundjirin mengapresiasi karena dengan keberadaan danau yang bersih akan mendongkrak potensi pariwisata di daerah itu.
Sementara itu, politikus Partai Golkar Tantowi Yahya yang hadir pada kesempatan itu mengatakan sebenarnya tanaman eceng gondok tidak selalu tumbuh dan berkembang biak di setiap danau atau sungai.
"Banyak danau yang bebas dari eceng gondok. Saya baru tahu kalau ternyata stimulannya (tumbuhnya eceng gondok) itu sampah rumah tangga. Ini pengetahuan yang berharga," kata Anggota Komisi I DPR RI itu.
Maka dari itu, Tantowi mengingatkan seluruh pihak, termasuk warga sekitar untuk menjaga kebersihan danau dan area sekitarnya, termasuk Danau Rawa Pening dari sampah rumah tangga.
Turut hadir pada kesempatan itu, mantan Kepala BIN Jenderal (Purn) AM Hendropriyono, sejumlah anggota Komisi X DPR RI, beberapa staf khusus dan staf ahli menteri, serta Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.
"Danau Rawa Pening sekarang ini kan penuh dengan eceng gondok yang dianggap sebagai tumbuhan pengganggu lingkungan perairan," kata Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat di Ungaran, Kabupaten Semarang, Senin.
Hal itu diungkapkannya saat peluncuran program Pembangunan Pariwisata Kabupaten Semarang dengan Menyelamatkan Sumber Air Danau Rawa Pening di Agrowisata pabrik PT Sido Muncul, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Melalui kegiatan CSR (corporate social responsibility), Sido Muncul melakukan penelitian pemanfaatan tumbuhan eceng gondok menjadi sumber energi baru padat berbentuk "pellet" pengganti minyak dan gas.
"Selama lima tahun ini, kebutuhan energi (bahan bakar) memakai limbah jamu 50 persen dan gas 50 persen. 'Wood pellet' diolah dari ampas limbah padat jamu. Ternyata, dari eceng gondok juga bisa," katanya.
Meski demikian, Irwan mengakui perlunya dukungan dari pemerintah dan berbagai pihak untuk mendorong masyarakat sekitar Danau Rawa Pening mampu memproduksi eceng gondok menjadi "pellet" bahan bakar.
Jadi, kata dia, warga yang tinggal di sekitar danau yang terkenal dengan legenda Baruklinting itu bisa memproduksi "pellet" eceng gondok yang nantinya akan dibeli oleh kalangan industri.
"Pemanfaatan eceng gondok untuk 'pellet' bahan bakar ini diharapkan mampu mengurangi pertumbuhan tanaman itu, khususnya di Danau Rawa Pening, karena menjadi sumber energi baru yang bermanfaat," katanya.
Bupati Semarang Mundjirin menjelaskan Danau Rawa Pening dulu kedalamannya mencapai 15 meter, namun sekarang ini pendangkalannya sudah mencapai 10 meter yang diperparah dengan keberadaan eceng gondok.
"Dulu, ini (eceng gondok) pernah diambil untuk jadi pupuk jamu di kawasan Dieng. Namun, sudah tidak lagi. Setidaknya ada empat kecamatan yang melingkupi kawasan Danau Rawa Pening," katanya.
Dengan partisipasi Sido Muncul membantu membersihkan Danau Rawa Pening, Mundjirin mengapresiasi karena dengan keberadaan danau yang bersih akan mendongkrak potensi pariwisata di daerah itu.
Sementara itu, politikus Partai Golkar Tantowi Yahya yang hadir pada kesempatan itu mengatakan sebenarnya tanaman eceng gondok tidak selalu tumbuh dan berkembang biak di setiap danau atau sungai.
"Banyak danau yang bebas dari eceng gondok. Saya baru tahu kalau ternyata stimulannya (tumbuhnya eceng gondok) itu sampah rumah tangga. Ini pengetahuan yang berharga," kata Anggota Komisi I DPR RI itu.
Maka dari itu, Tantowi mengingatkan seluruh pihak, termasuk warga sekitar untuk menjaga kebersihan danau dan area sekitarnya, termasuk Danau Rawa Pening dari sampah rumah tangga.
Turut hadir pada kesempatan itu, mantan Kepala BIN Jenderal (Purn) AM Hendropriyono, sejumlah anggota Komisi X DPR RI, beberapa staf khusus dan staf ahli menteri, serta Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.