Batam, Antara Jateng - Bayi kembar siam (dempet) bernama Rahma dan Rahmi Tim berhasil menjalani operasi pemisahan yang dilakukan tim dokter di Rumah Sakit Awal Bros Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
"Sekarang Rahma dan Rahmi sudah merdeka, ini hadiah ulang tahun kemerdekaan dari masyarakat Kepri," kata Ketua Tim Dokter Pemisahan Bayi Kembar Siam Rahma-Rahmi, dr Indrayanti, di Batam, Minggu.
Operasi pemisahan dua bayi berusia lima bulan itu menghabiskan total waktu empat jam, tiga jam untuk persiapan anastesi dan satu jam operasi tindak pemisahan.
Dokter anak itu menyatakan setelah dipisahkan kondisi Rahmi stabil, sedangkan Rahma memerlukan tindakan lebih lanjut karena terdapat kelainan jantung sedari lahir.
Usai operasi pemisahan, Rahma langsung mendapatkan tindakan lanjutan untuk menangani kelainan jantungnya, dan dinyatakan dalam kondisi relatif stabil.
Di tempat yang sama, Dokter Poewardi dari Rumah Sakit Dr Soetomo (RSDS) Surabaya sebagai pengawas operasi pemisahan Rahma-Rahmi menyatakan tibdak pemisahan berjalan lancar.
"Bayi Rahmi selesai operasi langsung pulih," katanya
Meski begitu, ia memperkirakan masa kritis bayi selama dua sampai tiga hari ke depan.
Mengenai bayi Rahma, ia mengatakan tim mengambil tindakan paling sederhana, yang tidak mengandung risiko bagi kesehatan dan keamanan jiwanya.
Ibunda bayi Rahma-Rahmi, Warmin, menyatakan sangat bahagia dengan keberhasilan tim dokter memisahkan kedua anaknya yang terlahir kembar siam.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat Kepri yang telah memberikan sumbangan untuk biaya pemisahan kedua anak pertamanya itu.
Bayi Rahma dan Rahmi dilahirkan di Klinik Camantha Sahidya pada 29 Maret 2016 dalam kondisi menempel pada bagian perut dan sebagian hati.
Seluruh organ kedua bayi perempuan itu lengkap, hanya saja Rahma memiliki sedikit kelainan pada organ jantungnya.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dan masyarakat Kepri mengumpulkan sumbangan selama empat bulan untuk membiayai persalinan pemisahan bagi bayi Rahma dan Rahmi.
"Sekarang Rahma dan Rahmi sudah merdeka, ini hadiah ulang tahun kemerdekaan dari masyarakat Kepri," kata Ketua Tim Dokter Pemisahan Bayi Kembar Siam Rahma-Rahmi, dr Indrayanti, di Batam, Minggu.
Operasi pemisahan dua bayi berusia lima bulan itu menghabiskan total waktu empat jam, tiga jam untuk persiapan anastesi dan satu jam operasi tindak pemisahan.
Dokter anak itu menyatakan setelah dipisahkan kondisi Rahmi stabil, sedangkan Rahma memerlukan tindakan lebih lanjut karena terdapat kelainan jantung sedari lahir.
Usai operasi pemisahan, Rahma langsung mendapatkan tindakan lanjutan untuk menangani kelainan jantungnya, dan dinyatakan dalam kondisi relatif stabil.
Di tempat yang sama, Dokter Poewardi dari Rumah Sakit Dr Soetomo (RSDS) Surabaya sebagai pengawas operasi pemisahan Rahma-Rahmi menyatakan tibdak pemisahan berjalan lancar.
"Bayi Rahmi selesai operasi langsung pulih," katanya
Meski begitu, ia memperkirakan masa kritis bayi selama dua sampai tiga hari ke depan.
Mengenai bayi Rahma, ia mengatakan tim mengambil tindakan paling sederhana, yang tidak mengandung risiko bagi kesehatan dan keamanan jiwanya.
Ibunda bayi Rahma-Rahmi, Warmin, menyatakan sangat bahagia dengan keberhasilan tim dokter memisahkan kedua anaknya yang terlahir kembar siam.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat Kepri yang telah memberikan sumbangan untuk biaya pemisahan kedua anak pertamanya itu.
Bayi Rahma dan Rahmi dilahirkan di Klinik Camantha Sahidya pada 29 Maret 2016 dalam kondisi menempel pada bagian perut dan sebagian hati.
Seluruh organ kedua bayi perempuan itu lengkap, hanya saja Rahma memiliki sedikit kelainan pada organ jantungnya.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dan masyarakat Kepri mengumpulkan sumbangan selama empat bulan untuk membiayai persalinan pemisahan bagi bayi Rahma dan Rahmi.