Jakarta, Antara Jateng - Ketua DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menyebut Setya Novanto yang maju dalam bursa pemilihan ketua umum Golkar hanya mendapatkan dukungan dari Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan.
"Bahwa benar pencalonan Setyanovanto didukung oleh Menkopolhukkam, tapi yang cukup disayangkan ternyata dukungan itu adalah dukungan pribadi dan bukan seperti yang diberitakan selama ini bahwa Setyanovanto didukung oleh RI-1," kata Doli dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa.
Klarifikasi bahwa tidak ada dukungan dari pihak istana dalam pencalonan Setya Novanto itu, ujar Doli, telah ditegaskan oleh Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi, sehingga sangat terindikasi adanya upaya pencatutan nama Presiden Joko Widodo dengan munculnya rumor tersebut.
"Ini ada upaya pencatutan nama pak Jokowi dan kemudian menjadi bahan jualan kampanye ke DPD-DPD. Cara-cara tersebut adalah cara-cara yang tidak gentle dan tidak fair," ujar Doli.
Cara tersebut, lanjut Doli, sangat mengganggu proses demokrasi di tubuh partai dan juga dapat mereduksi visi, misi dan gagasan yg seharusnya menjadi preferensi para pemegang hak suara.
"Alih-alih punya konsep buat kemajuan Golkar, malah mengedepankan pengaruh uang dan kekuasaan, hal itu akan berdampak buruk buat pembangunan partai kedepan," ucap dia.
Persoalannya kemudian, tambah dia, adalah apakah dukungan tersebut dalam bentuk seperti apa, karena akan turut berkontribusi juga atas penentuan nasib Partai Golkar ke depannya akan dipimpin oleh pemimpin seperti apa.
"Bentuk dukungannya, apakah sebagai teman biasa, atau ada kaitan dengan urusan bisnis dan kekuasaan seperti dalam kasus Freeport dulu, kalau hal itu yang terjadi, maka upaya untuk bangkit dan mengembalikan kejayaan partai hanya tinggal mimpi. Partai ini akan tersandera dengan kepentingan orang-orang tertentu saja," ucap dia.
Sementara itu, Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan membantah rumor yang menyebut dirinya mendukung penuh pencalonan Setya Novanto untuk maju memimpin Partai Golkar dan juga membantah pernah menyatakan dukungan kepada Setya dengan mengatasnamakan Presiden.
"Saya tidak pernah mengatakan mendukung siapa-siapa. Bahwa mereka teman saya, iya. Bahwa ada yang datang ke saya, juga iya. Bahwa Novanto baik sama saya, iya, kalau saya suka ke Novanto kan boleh saja, kan enggak salah," ucapnya, di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (9/5).
Terkait dengan rumor yang menyebut ia pernah meminta calon ketua umum Partai Golkar lainnya selain mantan Ketua DPR RI tersebut, mundur dari pencalonan Luhut membantahnya dan mengatakan tidak pernah terjadi hal semacam itu.
"Tidak pernah itu. Saya tidak ada waktu nyampurin yang gitu-gituan," katanya menambahkan.
"Bahwa benar pencalonan Setyanovanto didukung oleh Menkopolhukkam, tapi yang cukup disayangkan ternyata dukungan itu adalah dukungan pribadi dan bukan seperti yang diberitakan selama ini bahwa Setyanovanto didukung oleh RI-1," kata Doli dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa.
Klarifikasi bahwa tidak ada dukungan dari pihak istana dalam pencalonan Setya Novanto itu, ujar Doli, telah ditegaskan oleh Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi, sehingga sangat terindikasi adanya upaya pencatutan nama Presiden Joko Widodo dengan munculnya rumor tersebut.
"Ini ada upaya pencatutan nama pak Jokowi dan kemudian menjadi bahan jualan kampanye ke DPD-DPD. Cara-cara tersebut adalah cara-cara yang tidak gentle dan tidak fair," ujar Doli.
Cara tersebut, lanjut Doli, sangat mengganggu proses demokrasi di tubuh partai dan juga dapat mereduksi visi, misi dan gagasan yg seharusnya menjadi preferensi para pemegang hak suara.
"Alih-alih punya konsep buat kemajuan Golkar, malah mengedepankan pengaruh uang dan kekuasaan, hal itu akan berdampak buruk buat pembangunan partai kedepan," ucap dia.
Persoalannya kemudian, tambah dia, adalah apakah dukungan tersebut dalam bentuk seperti apa, karena akan turut berkontribusi juga atas penentuan nasib Partai Golkar ke depannya akan dipimpin oleh pemimpin seperti apa.
"Bentuk dukungannya, apakah sebagai teman biasa, atau ada kaitan dengan urusan bisnis dan kekuasaan seperti dalam kasus Freeport dulu, kalau hal itu yang terjadi, maka upaya untuk bangkit dan mengembalikan kejayaan partai hanya tinggal mimpi. Partai ini akan tersandera dengan kepentingan orang-orang tertentu saja," ucap dia.
Sementara itu, Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan membantah rumor yang menyebut dirinya mendukung penuh pencalonan Setya Novanto untuk maju memimpin Partai Golkar dan juga membantah pernah menyatakan dukungan kepada Setya dengan mengatasnamakan Presiden.
"Saya tidak pernah mengatakan mendukung siapa-siapa. Bahwa mereka teman saya, iya. Bahwa ada yang datang ke saya, juga iya. Bahwa Novanto baik sama saya, iya, kalau saya suka ke Novanto kan boleh saja, kan enggak salah," ucapnya, di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (9/5).
Terkait dengan rumor yang menyebut ia pernah meminta calon ketua umum Partai Golkar lainnya selain mantan Ketua DPR RI tersebut, mundur dari pencalonan Luhut membantahnya dan mengatakan tidak pernah terjadi hal semacam itu.
"Tidak pernah itu. Saya tidak ada waktu nyampurin yang gitu-gituan," katanya menambahkan.