"Saat ini mental para pelaku UMKM memang belum sesuai dengan yang diinginkan, salah satu yang perlu diberikan adalah sentuhan 'achievment training' atau sentuhan prestasi. Dalam hal ini, bagaimana mereka bisa menghasilkan sesuatu yang unggul dan berdaya saing," kata Kepala Balatkop Jateng Sugeng di Semarang, Rabu.
Dia mengakui hingga saat ini yang masih menjadi kendala para pelaku UMKM sulit berkembang adalah mereka belum bisa memprediksi hasil dari usahanya akan seperti apa.
"Mereka belum tahu 'ending-nya' akan seperti apa, selain itu juga tidak punya tujuan pasti untuk apa mereka ikut pelatihan usaha," katanya.
Kondisi tersebut diketahuinya saat berusaha melakukan pendekatan kepada para peserta pelatihan yang hampir setiap minggu dilakukan oleh Balatkop Jateng.
"Saya sering bertanya kepada mereka kenapa ingin mengikuti pelatihan ini, banyak sekali yang menjawab 'daripada menganggur di rumah'. Ini artinya belum ada motivasi, seharusnya adalah karena mereka memang betul-betul ingin memiliki usaha dengan hasil produksi yang unggul dan berdaya saing," katanya.
Dia mengakui banyak pihak yang menganggap UMKM adalah sektor usaha yang paling istimewa dibandingkan dengan sektor usaha lain karena dianggap sebagai penyelamat ekonomi nasional.
Padahal, jika dibedah secara detail masih banyak UMKM dalam negeri salah satunya Jawa Tengah yang kondisinya belum baik.
"Oleh karena itu, kami dari pemerintah secara 'step by step' berusaha membedah pengetahuan mereka. Jangan sampai mereka tidak mempunyai tujuan pasti kenapa mengembangkan usaha tersebut," katanya.
Terkait dengan pelatihan yang diselenggarakan oleh Balatkop, pihaknya terus mengajak masyarakat terutama ibu rumah tangga agar mengikuti pelatihan tersebut dengan harapan bisa memiliki usaha tanpa harus meninggalkan rumah.
"Sedangkan yang berada di kabupaten/kota, untuk pelatihannya kami serahkan kepada masing-masing pemerintah daerah," katanya.
Dia mengakui hingga saat ini yang masih menjadi kendala para pelaku UMKM sulit berkembang adalah mereka belum bisa memprediksi hasil dari usahanya akan seperti apa.
"Mereka belum tahu 'ending-nya' akan seperti apa, selain itu juga tidak punya tujuan pasti untuk apa mereka ikut pelatihan usaha," katanya.
Kondisi tersebut diketahuinya saat berusaha melakukan pendekatan kepada para peserta pelatihan yang hampir setiap minggu dilakukan oleh Balatkop Jateng.
"Saya sering bertanya kepada mereka kenapa ingin mengikuti pelatihan ini, banyak sekali yang menjawab 'daripada menganggur di rumah'. Ini artinya belum ada motivasi, seharusnya adalah karena mereka memang betul-betul ingin memiliki usaha dengan hasil produksi yang unggul dan berdaya saing," katanya.
Dia mengakui banyak pihak yang menganggap UMKM adalah sektor usaha yang paling istimewa dibandingkan dengan sektor usaha lain karena dianggap sebagai penyelamat ekonomi nasional.
Padahal, jika dibedah secara detail masih banyak UMKM dalam negeri salah satunya Jawa Tengah yang kondisinya belum baik.
"Oleh karena itu, kami dari pemerintah secara 'step by step' berusaha membedah pengetahuan mereka. Jangan sampai mereka tidak mempunyai tujuan pasti kenapa mengembangkan usaha tersebut," katanya.
Terkait dengan pelatihan yang diselenggarakan oleh Balatkop, pihaknya terus mengajak masyarakat terutama ibu rumah tangga agar mengikuti pelatihan tersebut dengan harapan bisa memiliki usaha tanpa harus meninggalkan rumah.
"Sedangkan yang berada di kabupaten/kota, untuk pelatihannya kami serahkan kepada masing-masing pemerintah daerah," katanya.