"Selain itu, masalah berat lain yang melanda pedagang bakso yakni harga daging sapi yang terus melambung. Kini harganya menyentuh Rp100.000 per kilogram," katanya di Semarang, Jumat.

Ia menyatakan tidak mudah menampik isu negatif penggunaan daging celeng untuk bola bakso serta pencampuran boraks dan formalin dalam mi karena memang ada beberapa pedagang nakal yang menggunakan makanan haram dan berbahaya tersebut.

Akan tetapi, Lasiman menegaskan bahwa mayoritas pedagang mi dan bakso melakukan bisnis dengan cara halal dan benar karena mereka tidak ingin usahanya gulung tikar gara-gara penggunaan daging celeng, misalnya.

Ia mengakui harga daging sapi memang terus melambung, bahkan untuk daging mutu sedang saja harganya hampir menyentuh Rp100.000/kg.

Padahal, katanya, pedagang bakso tidak bisa begitu saja menaikkan harga jual karena daya beli sebagian besar masyarakat pada saat ini juga belum terlalu kuat.

"Kalau harga daging Rp100.000 per kilogram, bila jual bakso semangkok Rp10.000-Rp12.000 maka pedagang tidak mendapat apa-apa, bahkan rugi. Memang ada yang jual Rp15.000 per mangkok, tapi itu hanya terjangkau kelas menengah," katanya ketika berkunjung ke Kantor Berita Antara Biro Jawa Tengah.

Oleh karena itu, katanya, Apmiso menyambut gembira munculnya produk tepung daging yang bisa mengurangi biaya produksi tanpa mengikis mutu dan rasa bola bakso.

Ia menyatakan dengan mencampur satu kilogram daging sapi dan 1/4 kg tepung daging yang terbuat dari kulit dan tulang sapi serta rumput laut maka itu setara dengan penggunaan 1,5 kg daging sapi untuk bola bakso.

"Harga 1/4 kilogram tepung daging hanya Rp9 ribu. Ini akan menjadi solusi bagi banyak pedagang bakso," katanya.

Pewarta : Achmad Zaenal M
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024