Kadispen Komando Armada Indonesia Kawasan Timur TNI AL, Letnan Kolonel Khusus Maman Sulaeman, dalam keterangannya, di Surabaya, Rabu, melaporkan hujan roket itu dilakukan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI yang sedang melaksanakan latihan di daerah tersebut, Selasa (31/3).
Gunung yang disinyalir menjadi markas dan pelatihan para teroris itu digempur dari darat, laut, dan udara.
Latihan TNI itu mendapat perhatian masyarakat setempat disaksikan Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi, Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Agus Supriatna, dan Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, dan sejumlah besar pimpinan TNI.
Setelah dihajar roket dan BTK dari kapal perang TNI AL, empat pesawat tempur TNI AU secara bergiliran menghujani gunung tersebut dengan tembakan berat dari ketinggian yang mendarat tepat pada sasaran.
Disusul penerjunan dari 10 pesawat C-130 Hercules yang membawa pasukan lintas udara TNI AD dan helikopter serbu TNI AD.
Penembakan roket M Grade itu rangkaian serangan dari Satuan Tugas Laut (Satgasla) PPRC TNI tahun 2014 yang dipimpin oleh Komandan Satuan Tugas Laut PPRC TNI, Kolonel Pelaut Iwan Isnurwanto.
Dalam kegiatan tersebut, Komando Armada Indonesia Kawasan Timur TNI AL mengerahkan tiga kapal perang, yaitu KRI Sultan Hasanuddin-366, KRI Surabaya-591, dan KRI Hasan Basri-382.
Saat itu, KRI Surabaya-591 yang merupakan kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD) itu berhasil merapat di Dermaga Poso II dengan selamat setelah menempuh perjalanan Surabaya-Poso.
Menurut Panglima TNI, Latihan itu membawa pesan unjuk kekuatan terhadap kelompok tertentu bahwa tidak ada tempat bagi NIIS/ ISIS di Indonesia serta akan berdampak baik secara nasional maupun internasional.
"Laksanakan latihan dengan sebaik-baiknya," kata Moeldoko kepada semua unsur pasukan terlibat.
Gunung yang disinyalir menjadi markas dan pelatihan para teroris itu digempur dari darat, laut, dan udara.
Latihan TNI itu mendapat perhatian masyarakat setempat disaksikan Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi, Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Agus Supriatna, dan Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, dan sejumlah besar pimpinan TNI.
Setelah dihajar roket dan BTK dari kapal perang TNI AL, empat pesawat tempur TNI AU secara bergiliran menghujani gunung tersebut dengan tembakan berat dari ketinggian yang mendarat tepat pada sasaran.
Disusul penerjunan dari 10 pesawat C-130 Hercules yang membawa pasukan lintas udara TNI AD dan helikopter serbu TNI AD.
Penembakan roket M Grade itu rangkaian serangan dari Satuan Tugas Laut (Satgasla) PPRC TNI tahun 2014 yang dipimpin oleh Komandan Satuan Tugas Laut PPRC TNI, Kolonel Pelaut Iwan Isnurwanto.
Dalam kegiatan tersebut, Komando Armada Indonesia Kawasan Timur TNI AL mengerahkan tiga kapal perang, yaitu KRI Sultan Hasanuddin-366, KRI Surabaya-591, dan KRI Hasan Basri-382.
Saat itu, KRI Surabaya-591 yang merupakan kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD) itu berhasil merapat di Dermaga Poso II dengan selamat setelah menempuh perjalanan Surabaya-Poso.
Menurut Panglima TNI, Latihan itu membawa pesan unjuk kekuatan terhadap kelompok tertentu bahwa tidak ada tempat bagi NIIS/ ISIS di Indonesia serta akan berdampak baik secara nasional maupun internasional.
"Laksanakan latihan dengan sebaik-baiknya," kata Moeldoko kepada semua unsur pasukan terlibat.