"Sebanyak 85 persen investor puas dengan kondisi finansial mereka saat ini, 69 persen merasa kondisi mereka saat ini lebih baik daripada dua tahun lalu. Bahkan 73 persen percaya bahwa kondisi keuangan mereka akan lebih baik dalam dua tahun ke depan," demikian hasil riset Manulife Investor Sentiment Index.

Dalam rilis yang diterima Antara Jateng di Semarang, Rabu, Nur Hasan Kurniawan, Chief of Employee Benefits, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, menyatakan optimisme para investor terlihat pula ketika ditanya tentang pandangan mereka terhadap kondisi finansial generasi berikutnya.

Sebanyak 80 persen percaya bahwa kondisi finansial anak-anak mereka akan menjadi jauh lebih baik dan 72 persen mengatakan bahwa mereka akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik pada usia pensiun.

"Dengan persentase tertinggi di Asia, investor Indonesia juga yakin bahwa
masa sekarang adalah saat yang tepat untuk berinvestasi," katanya.

“Pandangan positif investor terhadap situasi finansial mereka dan anak-anak mereka menggambarkan optimisme masyarakat Indonesia terhadap kehidupan pada umumnya serta merefleksikan ekspektasi yang tinggi terhadap kehidupan yang lebih makmur dan sejahtera di masa depan”, katanya.

Namun demikian, ia menegaskan masyarakat Indonesia perlu mengingat bahwa kondisi yang baik tidak mungkin berlangsung terus-menerus, termasuk ketika perekonomian Indonesia yang sedang tumbuh.

Tingkat inflasi, perubahan harga minyak, kenaikan tingkat suku bunga, dan potensi berkurangnya investasi dan aliran modal akibat penguatan dolar AS, menghadirkan tantangan yang lebih berat. "Tantangan tersebut harus dikelola dengan baik” katanya.

Kendati kinerja investasi mengilap, sentimen investor mengalami penurunan akibat pelemahan ekonomi. Secara keseluruhan, indeks sentimen investor di Indonesia turun 14 poin ke angka 50 pada kuartal keempat tahun 2014, yang diperkirakan akibat dampak pengurangan subsidi BBM yan pada November 2014.

Kendati turun cukup jauh, angka tersebut masih lebih tinggi daripada rata-rata sentimen di Asia yang merosot hingga angka 26, dan sedikit lebih rendah dari rata-rata sentimen di Indonesia dalam dua tahun terakhir yang berada pada angka 51,5.

Faktor Keberuntungan

Dalam riset tersebut juga terungkap bahwa banyak investor Indonesia yang mengandalkan faktor keberuntungan, dengan berharap pada 2015 bisa mendapatkan imbal hasil sedikitnya 14,5 persen dari investasi mereka.

Lebih dari setengah investor yang merasa puas, yakni 54 persen, mengaitkan kesuksesan mereka dengan faktor keberuntungan, sementara lebih dari
seperempat investor mengaitkannya dengan alasan “kejadian yang tidak terduga”.

Riset tersebut menyimpulkan tidak terlihat adanya indikasi pengambilan keputusan investasi yang berdasarkan keahlian yang mumpuni.

Sebagai perbandingan, di negara-negara Asia lainnya, para investor yang merasa puas mengaitkan kesuksesan mereka dengan pengelolaan investasi
yang bijaksana, termasuk secara aktif melakukan "rebalancing" dan diversifikasi portofolio serta mengambil risiko dalam jumlah yang tepat.

Manulife Investor Sentiment Index di Asia merupkan survei eksklusif yang dilakukan Manulife setiap kuartal untuk mengukur dan melacak pandangan investor di delapan negara di kawasan ini perihal perilaku mereka terhadap kelas aset utama dan hal-hal lain yang terkait dengan itu. (*)


Pewarta : Achmad Zaenal M
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024