"Saya optimistis masyarakat akan lebih bergairah untuk berkunjung ke museum ini sehingga menjadi lebih semarak dan hidup," katanya di Magelang, Minggu.
Ia mengatakan hal tersebut dalam sambutan tertulis pada Pameran Revitalisasi Peringatan 20 Tahun Museum H. Widayat yang disampaikan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magelang Edy Susanto.
Ia mengatakan pameran lukisan yang mengambil tema "Pembacaan Kembali Karya H. Widayat" memiliki makna strategis dan relevan dalam upaya menggugah dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam peningkatan ekonomi kreatif dan industrialisasi yang terus berkembang.
Ia mengatakan Museum Haji Widayat merupakan wujud dari suatu impian, obsesi, dan prestasi pelukis Widayat untuk memelihara dan mengabdikan karya-karyanya.
Pada masa mendatang, katanya, melalui pameran, Museum Haji Widayat dapat menjadi tempat untuk belajar dan mengenal Widayat.
"Oleh karena itu, 'event' ini dapat dijadikan momentum yang berarti bagi peningkatan ekonomi daerah dan kesejahteraan rakyat yang tentunya memerlukan dukungan semua pihak," katanya.
Ia berharap kegiatan itu dapat memberikan semangat dan motivasi positif demi kemajuan pembangunan ekonomi kreatif di Kabupaten Magelang.
Ia mengatakan museum sebagai media yang universal untuk pelestarian budaya, wahana pembelajaran masyarakat, serta objek wisata edukatif, perlu didorong agar menjadi dinamis serta dapat melayani masyarakat.
Ia berharap dengan program revitalisasi Museum Haji Widayat dapat mengubah citra museum menjadi lebih baik, sedangkan wajah museum menjadi lebih menarik dan lebih prima.
"Sehingga turut meningkatkan apresiasi dan kepedulian masyarakat terhadap warisan budaya bangsa," katanya.
Pembukaan pameran sekitar 44 karya pelukis muda, 15 Maret-31 Juni 2015, di Museum Haji Widayat Kota Mungkid, Ibu Kota Kabupaten Magelang, oleh budayawan Ajip Rosidi, antara lain dihadiri Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kacung Marijan, Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Laily Prihatiningtyas, dan Kepala Balai Konservasi Borobudur Marsis Sutopo.
Ajip menyampaikan apresiasi atas pameran tersebut, terutama karena "menghidupkan" kembali peranan museum yang juga peninggalan maestro pelukis, Widayat.
"Tentu ada perbedaan visi dan masyarakat yang dihadapi oleh para pelukis. Tetapi para pelukis muda tentu juga ingin mengikuti jejak Pak Widayat, hingga menjadi maestro," katanya.
Ia juga menyambut positif peranan Kemendibud melalui bantuan sekitar Rp1,5 miliar pada 2014 untuk program revitalisasi Museum Haji Widayat.