Namun menurut Chief Marketing Officer Evercoss Mobile Janto Djojo, elemen paling penting untuk para pengembang Indonesia yang menjual aplikasinya di Everstore, yakni aplikasi bebas malware dan bermanfaat.
"Paling penting bagi para developer yang ingin menjual aplikasinya di Everstore harus bebas dari malware," kata Janto Djojo, Selasa, (28/10). "Kami tidak ingin nanti pelanggan men-download dan hanya keluar kata 'Hello'."
"Selain itu, harus fun dan bermanfaat," katanya lagi.
Everstore adalah aplikasi online yang diperuntukan bagi para pengguna smarthphone Evercoss.
Di Everstore dilengkapi dengan 500.000 aplikasi di dalamnya.
"Dalam Everstore ini bisa menunjukkan aplikasi yang sudah di-download atau belum, dan juga yang masih disimpan," ujar Janto Djojo lagi. "Yang masih disimpan itu maksudnya kalau sedang tidak terhubung dengan koneksi Internet, tetapi jika ada aplikasi baru bisa disimpan lebih dulu."
Menurut Onno Purba, para developer Indonesia kreatif.
"Para developer Indonesia kreatif, tetapi tidak ada saluran untuk menyalurkan duit ke para developer," katanya. "Kalo pake Android yang lama, mekanisme lama, kita memakai payment gateway yang tidak ada di Indonesia. Terpaksa para developer membuat perusahaannya di luar negeri."
"Paling penting bagi para developer yang ingin menjual aplikasinya di Everstore harus bebas dari malware," kata Janto Djojo, Selasa, (28/10). "Kami tidak ingin nanti pelanggan men-download dan hanya keluar kata 'Hello'."
"Selain itu, harus fun dan bermanfaat," katanya lagi.
Everstore adalah aplikasi online yang diperuntukan bagi para pengguna smarthphone Evercoss.
Di Everstore dilengkapi dengan 500.000 aplikasi di dalamnya.
"Dalam Everstore ini bisa menunjukkan aplikasi yang sudah di-download atau belum, dan juga yang masih disimpan," ujar Janto Djojo lagi. "Yang masih disimpan itu maksudnya kalau sedang tidak terhubung dengan koneksi Internet, tetapi jika ada aplikasi baru bisa disimpan lebih dulu."
Menurut Onno Purba, para developer Indonesia kreatif.
"Para developer Indonesia kreatif, tetapi tidak ada saluran untuk menyalurkan duit ke para developer," katanya. "Kalo pake Android yang lama, mekanisme lama, kita memakai payment gateway yang tidak ada di Indonesia. Terpaksa para developer membuat perusahaannya di luar negeri."