Menurut CEO JCI, Dhani Yahya, Kustomfest 2014 yang akan berlangsung pada 11-12 Oktober mendatang di Yogyakarta, meski baru memasuki tahun ketiga penyelenggaraan telah menjadi ajang berkumpulnya para pehobi kustom di Indonesia.
"Kustomfest kami nilai brandingnya sudah mumpuni, maka kami manfaatkan untuk peluncuran terutama memperkenalkan kehadiran Cleveland secara resmi di Indonesia," kata Dhani di Jakarta.
Reputasi Kustomfest sebagai salah satu pesta modifikasi juga dibuktikan dengan kehadiran builder kenamaan Roland Sands pada gelaran edisi 2013 lalu.
Roland, kini menjadi brand ambassador dari pabrikan yang didirikan oleh Scott Colosimo itu, dijadwalkan akan kembali menghadiri Kustomfest 2014, kali ini sebagai salah satu juri dari kompetisi "Cleveland CycleWerks Bike Build Off".
Diakui Direktur Kustomfest, Lulut Wahyudi, untuk edisi 2014 selain menghadirkan Roland dan Scott sebagai anggota dewan juri kompetisi kustom tersebut, dijadwalkan pula hadir nama besar lain di dunia builder seperti Cole Foster dari Salina Boys (AS), Yuichi Yoshizawa dari Custom Works Zon (Jepang), Shige Suganuma dari Mooneyes Inc (Jepang) dan Hiro "Wildman" Ishii dari Mooneyes Inc (Jepang).
Selain itu, Kustomfest 2014 juga telah mendapatkan konfirmasi sejumlah media-media komunitas kustom yang akan meliput ajang tersebut seperti Makoto Watanabe dari Chopper Journal (Jepang), Luke Ray dari Fuel Magazine (Australia), Geoff Baldwin dari Tank Moto (Australia) dan Fred Bagur dari Wild Motorcycles (Prancis).
"Kustomfest sudah menjadi salah satu ajang kustom yang diperhatikan dunia dan saya harap Yogya akan tetap mampu menjadi tuan rumah yang memberi kenyamanan," kata Lulut.
Dhani mengatakan kehadiran pihaknya sebagai sponsor kompetisi tersebut dengan membagikan 10 unit Cleveland CycleWerks Heist untuk dimodifikasi 10 finalis, menjadi wujud bahwa produk mereka bertipe luwes dan cocok untuk menjadi kanvas dari kreativitas para pehobi kustom di Indonesia.
"Dengan kisaran harga di bawah Rp60 juta, ini motor yang luwes masih bisa 'dioprek' dan disesuaikan dengan selera konsumen sekaligus mendukung berkembangnya skena kustom di Indonesia," katanya.
Meski demikian, Dhani mengakui bahwa hingga akhir tahun 2014 pihaknya belum akan melepas sepeda motor bergaya retro itu ke jalanan Indonesia secara resmi.
"Sebab untuk sementara kami lebih fokus ke pengenalan dulu sembari memperkuat jaringan dealer dan layanan purna jual," katanya.
"Kustomfest kami nilai brandingnya sudah mumpuni, maka kami manfaatkan untuk peluncuran terutama memperkenalkan kehadiran Cleveland secara resmi di Indonesia," kata Dhani di Jakarta.
Reputasi Kustomfest sebagai salah satu pesta modifikasi juga dibuktikan dengan kehadiran builder kenamaan Roland Sands pada gelaran edisi 2013 lalu.
Roland, kini menjadi brand ambassador dari pabrikan yang didirikan oleh Scott Colosimo itu, dijadwalkan akan kembali menghadiri Kustomfest 2014, kali ini sebagai salah satu juri dari kompetisi "Cleveland CycleWerks Bike Build Off".
Diakui Direktur Kustomfest, Lulut Wahyudi, untuk edisi 2014 selain menghadirkan Roland dan Scott sebagai anggota dewan juri kompetisi kustom tersebut, dijadwalkan pula hadir nama besar lain di dunia builder seperti Cole Foster dari Salina Boys (AS), Yuichi Yoshizawa dari Custom Works Zon (Jepang), Shige Suganuma dari Mooneyes Inc (Jepang) dan Hiro "Wildman" Ishii dari Mooneyes Inc (Jepang).
Selain itu, Kustomfest 2014 juga telah mendapatkan konfirmasi sejumlah media-media komunitas kustom yang akan meliput ajang tersebut seperti Makoto Watanabe dari Chopper Journal (Jepang), Luke Ray dari Fuel Magazine (Australia), Geoff Baldwin dari Tank Moto (Australia) dan Fred Bagur dari Wild Motorcycles (Prancis).
"Kustomfest sudah menjadi salah satu ajang kustom yang diperhatikan dunia dan saya harap Yogya akan tetap mampu menjadi tuan rumah yang memberi kenyamanan," kata Lulut.
Dhani mengatakan kehadiran pihaknya sebagai sponsor kompetisi tersebut dengan membagikan 10 unit Cleveland CycleWerks Heist untuk dimodifikasi 10 finalis, menjadi wujud bahwa produk mereka bertipe luwes dan cocok untuk menjadi kanvas dari kreativitas para pehobi kustom di Indonesia.
"Dengan kisaran harga di bawah Rp60 juta, ini motor yang luwes masih bisa 'dioprek' dan disesuaikan dengan selera konsumen sekaligus mendukung berkembangnya skena kustom di Indonesia," katanya.
Meski demikian, Dhani mengakui bahwa hingga akhir tahun 2014 pihaknya belum akan melepas sepeda motor bergaya retro itu ke jalanan Indonesia secara resmi.
"Sebab untuk sementara kami lebih fokus ke pengenalan dulu sembari memperkuat jaringan dealer dan layanan purna jual," katanya.