Purwokerto (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengapresiasi suksesnya penyelenggaraan Heterofest 2025 di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, dan mendorong pengembangan Hetero Space dari sekadar ruang kerja bersama (co-working space) menjadi pusat kreatif (creative hub) yang skalanya lebih luas.
"Bapak Gubernur telah menyampaikan apresiasi yang luar biasa atas terselenggaranya kegiatan ini. Ini menunjukkan bahwa kolaborasi itu menjadi kekuatan, menjadi kegotongroyongan yang lebih besar daripada hanya aspek finansial dari dukungan APBD," kata Kepala Balai Pelatihan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Balatkop UKM) Provinsi Jawa Tengah Dwi Silo Raharjo usai membuka Heterofest 2025 di Hetero Space Banyumas, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat siang.
Menurut dia, kolaborasi tersebut perlu didukung dan direplikasi sebagai praktik terbaik (best practice) ke tempat-tempat lain.
Ia mengatakan berdasarkan evaluasi selama kurang lebih lima tahun beroperasi di Jawa Tengah, Hetero Space kini memiliki tiga lokasi (Semarang, Solo dan Banyumas) dan telah menjangkau lebih dari 250 kolaborator dengan 60.000 lebih penerima manfaat.
"Kehadiran Hetero Space ini bisa menjadikan wadah bersama untuk kolaborator di Jawa Tengah. Ini sekaligus bisa memberikan penyangga antara kebutuhan masyarakat dan ekosistem ekonomi kreatif dengan anak muda, dengan startup-nya," katanya.
Ia mengatakan pengembangan sebagai pusat kreatif menjadi penting untuk meningkatkan peran Hetero Space.
"Tidak hanya sekadar co-working space, tempat untuk mewadahi mereka berkolaborasi, tapi menjadi creative hub. Lebih luas lagi bagaimana kita bisa mewadahi hub itu mengoneksikan antara kebutuhan-kebutuhan industri kreatif dengan sarana yang ada," katanya menegaskan.
Dwi mengatakan hal itu mencakup penambahan pelatihan keahlian, menghadirkan mentor-mentor terbaik, serta mewadahi komunitas seperti komunitas memasak (cooking) untuk berkolaborasi.
Sementara itu, Project Manager Hetero Space Banyumas Irfan Bahtiar menjelaskan bahwa Heterofest 2025 berlangsung selama dua hari, 26-27 September, dengan sekitar 16 sesi acara.
"Acara ini sebenarnya lanjutan dari Gelar Budaya yang diselenggarakan teman-teman provinsi dua hari sebelumnya, dan dilanjutkan extend dari kami, Hetero Space, untuk mengadakan Heterofest di dua hari ini," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan rangkaian kegiatan mencakup workshop kreatif, pelatihan Canva dan CapCut, pemutaran film, hingga pertunjukan Sendratari dari Jakarta BNS Swantara yang menjadi puncak acara pada Jumat (26/9 malam dengan perkiraan pengunjung mencapai kisaran 3.000-3.500 orang.
Menurut dia, estimasi pengunjung tersebut muncul karena perkembangan seni pertunjukan di Banyumas, khususnya sendratari, sedang "hangat-hangatnya" yang terlihat dari berbagai festival seni dan budaya lokal yang selalu ramai didatangi pengunjung.
"Untuk acara nanti malam itu gratis, semua gratis Pak. Ada beberapa (acara) yang kita tarik biaya, terutama untuk pelatihan-pelatihan, agar animo peserta lebih terkurasi dan mereka yang niat belajar akan lebih fokus," kata Irfan.
Baca juga: Unsoed dampingi BUMDes Banjarsari tingkatkan layanan air bersih

