Semarang (ANTARA) - Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sumarno menyebutkan bahwa provinsi tersebut masih membutuhkan setidaknya 16.458 dokter yang perlu ditempatkan di semua kabupaten/kota.
"Khusus di Jawa Tengah, saat ini memiliki 11.405 dokter. Sedangkan jumlah idealnya setidaknya 27.863 dokter," katanya, di Semarang, Jumat.
Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri kegiatan Musyawarah Wilayah Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) Regional Wilayah IV.
Menurut dia, kebutuhan dokter di Jateng hingga saat ini memang masih tinggi karena perbandingan jumlah dokter umum maupun spesialis masih kurang dibandingkan persebaran penduduk.
Sesuai standar World Health Organization (WHO), kata dia, satu orang dokter setidaknya mengakomodasi 1.000 penduduk
Lulusan dokter umum maupun spesialis dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia jumlahnya masih belum mencukupi sehingga butuh peran AIPKI untuk memperbanyak lulusan baru kedokteran untuk menekan gap yang ada.
Ia juga meminta asosiasi memiliki program atau edukasi kepada publik supaya banyak pelajar yang berminat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi jurusan kedokteran.
Stigma atau persepsi publik mahalnya biaya masuk fakultas kedokteran di universitas yang selama ini berkembang, lanjut dia, harus dihilangkan.
Dengan begitu, membuka peluang lebih lebar kepada setiap anak-anak bangsa untuk berani melanjutkan pendidikan tinggi di jurusan kedokteran.
"Barangkali secara akademik di sekolah SMA mungkin sebetulnya mereka punya potensi untuk masuk di kedokteran. Akan tetapi begitu bicara masalah biaya itu pasti enggak akan berani," kata Sumarno.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Khairul Munadi mengatakan tantangan untuk dunia kesehatan di Indonesia adalah distribusi, selain juga jumlah yang kurang.
Menurut dia, butuh kerja sama semua pihak, baik pemerintah pusat hingga daerah, serta dari kalangan perguruan tinggi, dan lainnya untuk mengatasi tantangan tersebut.
"Contoh kecil saja. Untuk pendidikan kedokteran dan spesialis butuh rumah sakit. Rumah sakit tidak mungkin didirikan sendiri oleh perguruan tinggi, apalagi kampus yang baru sehingga perlu bergandengan tangan, perlu didukung peran pemerintah daerah juga," katanya.
Dalam menuju Indonesia sehat 2045, kata dia, Presiden Prabowo Subianto punya harapan untuk membuka 158 program studi kedokteran baru.
Sementara itu, Koordinator Humas dan Kemitraan AlPKI Tonang Dwi Ardyanto menambahkan sejak asosiasi didirikan pada 2001, dari 17 fakultas kedokteran kini berkembang menjadi 127 anggota yang bertujuan untuk menjaga mutu pendidikan kedokteran.
Adapun inti pokok penyelenggaraan forum kali ini, yakni untuk menjawab persoalan pemenuhan kebutuhan dokter umum dan dokter spesialis di Indonesia.
Baca juga: Unissula skorsing dosen terduga pelaku kekerasan pada dokter

