Semarang (ANTARA) - Bank Perekonomian Rakyat (BPR) BKK Jateng sebagai badan usaha milik daerah (BUMD) milik Provinsi Jawa Tengah dan kabupaten/kota sampai saat ini telah mendampingi setidaknya 2.000 petani cabai di Kota Magelang.
"Poin pentingnya adalah bagaimana kita meningkatkan harkat martabat petani, tingkat pendapatan petani, akses petani terhadap kebutuhan pupuk dan sebagainya," kata Direktur PT BPR BKK Jateng Koesnanto, di Semarang, Rabu.
Hal tersebut disampaikan usai melakukan audiensi dengan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi.
Menurut dia, BPR BKK Jateng sudah memulai dengan pendampingan petani cabai di Kota Magelang dan beberapa daerah lain di Jateng.
Di Kota Magelang, BKK Jateng telah mendampingi sekitar 2.000 petani cabai, dengan masing-masing petani menggarap di lahan seluas sekitar 2.000 meter persegi.
Pendampingan BKK Jateng dengan memberikan akses permodalan antara Rp16,8 juta sampai Rp17 juta dengan bunga 0,65 persen perbulan.
Untuk pembayaran, kata dia, dilakukan setelah panen dan sudah termasuk dengan asuransi di dalamnya sehingga tercipta ekosistem yang lebih bisa menguntungkan petani.
"Tentunya ekosistem yang dibentuk di Magelang ini melibatkan koperasi petani, BKK Jateng, dinas terkait, dan asuransinya. Kita carikan 'off taker' juga sehingga hasil pertaniannya bisa terserap," katanya.
Ekosistem yang sudah ada di Kota Magelang, kata dia, diharapkan bisa diterapkan di daerah lain, dan saat ini sudah menyasar di beberapa daerah, seperti Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, dan sekitarnya.
"Gubernur mengarahkan agar BKK Jateng konsentrasi pada cabai dan produk lainnya. Kami ingin cabai ini benar-benar bisa dinikmati oleh masyarakat Jateng sehingga kebutuhan cabai bisa aman, harganya stabil, dan kesejahteraan petani meningkat," kata Koesnanto.
Sementara itu, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengapresiasi apa yang sudah dilakukan oleh PT BPR BKK Jateng dalam melakukan pendampingan kepada petani cabai.
Ia berharap seluruh daerah dapat melakukan praktik yang sama sehingga kebutuhan bahan pokok di masing-masing daerah terpenuhi dan swasembada pangan bisa terwujud.
“Ekosistem yang dibuat BKK Jateng merupakan inisiatif yang bagus," pungkas mantan Kapolda Jateng itu.

