Batang (ANTARA) - Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan bahwa pemerintah berkomitmen mendorong pemerataan ekonomi melalui penguatan pasar lokal dan pemberdayaan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar dapat naik kelas.
"Kita punya program Bisa Ekspor. Oleh karena itu saya yakin kalau produk UMKM sudah bagus maka bisa diekspor," katanya di Batang, Jawa Tengah, Jumat.
Menurut dia, pihaknya memberikan peluang pada produk pelaku usaha mikro kecil dan menengah di daerah yang memiliki potensi ekspor untuk dilaporkan pada pemerintah.
"Misalnya, Pemerintah Kabupaten Batang melakukan seleksi dulu atau melakukan kurasi sejumlah produk UMKM yang memiliki potensi ekspor. Kemudian dilaporkan kepada kami untuk dijadwalkan dalam Business Matching dengan perwakilan di luar negeri," katanya.
Ia mengatakan hingga saat ini sudah ada 609 UMKM yang difasilitasi dalam Business Matching (pertemuan bisnis yang terjadwal antara pelaku bisnis).
"Sejak Januari 2025 hingga Juni 2025, realisasi transaksinya sudah mencapai 87,04 juta dolar AS atau sekitar Rp1,3 triliun, itu UMKM semua," katanya.
Budi Santosa mengatakan pemerintah membuka peluang magang di kantor perwakilan dagang Indonesia di luar negeri bagi mahasiswa dan pelaku usaha muda.
"Kita ingin lulusan kampus jadi pengusaha. Mereka bisa belajar langsung jadi importir di luar negeri, kemudian pulang (ke Indonesia menjadi eksportir," katanya.
Selain membuka pasar melalui kerja sama bilateral seperti Indonesia-Jepang (IJEPA) dan Indonesia-Kanada, ia mengingatkan pentingnya mengisi pasar domestik dengan produk lokal.
"Jangan sampai rak-rak di ritel modern dipenuhi barang impor. Produk UMKM harus mendominasi, tentu dengan kualitas yang layak jual dan bersaing. Kami berharap sinergi antara Pemerintah pusat, daerah, pelaku ritel, dan UMKM terus diperkuat demi menciptakan ekosistem perdagangan yang sehat dan inklusif," katanya.
Baca juga: PDAM Batang salurkan bantuan modal dan sembako

