Purwokerto (ANTARA) - Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengatakan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus berani ekspansi ke sistem pemasaran secara digital agar tidak tertinggal.
Ditemui usai pembukaan Karya Kreatif Serayu (KKS) dan Banyumas Digital Festival (Digifest) 2025 di kompleks Menara Teratai Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu, dia mengatakan pedagang baju di pasar tradisional saat sekarang banyak yang tidak laku.
Menurut dia, hal itu disebabkan konsumen lebih memilih untuk membeli baju secara digital atau daring.
“Kalau tidak berani beralih ke digital, mereka akan semakin tertinggal,” katanya menegaskan.
Selain berani beralih ke pemasaran digital, kata dia, pelaku UMKM harus bisa mempertahankan kualitas dan mengemas produk semenarik mungkin.
Kendati demikian, dia mengakui seringkali konsumen tertipu karena kualitas produk tidak sebagus kemasannya, sehingga hal itu harus dibenahi.
Oleh karena itu, pihaknya menyampaikan terima kasih kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto yang senantiasa membina para pelaku, salah satunya melalui kegiatan KKS dan Banyumas Digifest 2025.
“Bahkan ternyata kegiatan KKS ini sudah 10 tahun dengan melibatkan Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara,” katanya
Terkait dengan hal itu, Bupati memastikan kegiatan tersebut berdampak positif bagi para pelaku UMKM karena banyak pengunjung dari berbagai daerah, sehingga bisa meningkatkan pemasaran.
Sementara itu, Kepala KPw BI Purwokerto Christoveny mengatakan KKS dan Banyumas Digifest 2025 merupakan semangat nyata Bank Indonesia Purwokerto mendorong perluasan akses pasar dan peluang pembiayaan UMKM Banyumas Raya melalui pameran produk-produk unggulan dan pertemuan bisnis.
“Selain itu, kegiatan ini juga mendorong peningkatan literasi masyarakat mengenai kebijakan terkini Bank Indonesia, seperti digitalisasi pembayaran, keuangan inklusif, ekonomi syariah, pelindungan konsumen, CBP (Cinta Bangga Paham) Rupiah, dan pengendalian inflasi,” katanya.
Menurut dia, UMKM memiliki peran krusial sebagai salah satu motor penggerak perekonomian Banyumas Raya yang dapat diperkuat melalui inovasi digital.
Terkait dengan hal itu, dia menyampaikan apresiasi atas kolaborasi apik antara Bank Indonesia, pemerintah daerah, akademikus, perbankan, mitra strategis terkait,bdan UMKM yang menjadi kunci utama dalam kesuksesan kegiatan tersebut.
“Dalam kesempatan spesial ini juga dijadikan momentum launching implementasi QRIS Tap (Tanpa Pindai) pada moda transportasi Trans Banyumas dan soft launching Pasar Pakai QRIS Banyumas dan Cilacap,” katanya.
Dia mengatakan sejak diluncurkan pada 14 Maret 2025, jumlah pengguna QRIS Tap secara nasional hingga awal Juni 2025 telah mencapai 47,8 juta orang, sedangkan jumlah merchant yang melayani QRIS Tap mencapai 648,034.
“Dengan fitur QRIS Tap, ini penumpang bus cukup tap atau menempelkan smartphone yang mendukung teknologi NFC tanpa perlu melakukan pemindaian kode QR,” kata Christoveny.

